Oleh : Angelina Kusuma
Setiap orang pasti mempunyai masa lalu. Entah masa lalu yang baik maupun masa lalu yang buruk. Setiap masa lalu, akan membentuk karakter dari pribadi seseorang. Kita tumbuh menjadi seorang yang minderan, percaya diri, lemah lembut, pemberani, tidak mudah putus asa, atau cenderung kasar dan anarkis, semuanya sedikit banyak dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu kita.
Masa lalu seperti pondasi dari kehidupan seseorang, tetapi ia bukanlah bangunan utamanya. Sekuat apakah pondasi sebuah bangunan tertanam kokoh di dasar bangunan diatasnya, seperti itulah kuatnya pengaruh dari masa lalu yang kita genggam bagi kehidupan kita di masa depan.
Falsafah Jawa mengatakan, orang yang mempunyai kualitas baik bisa dilihat dari bibit, bebet, dan bobotnya. Arti bibit adalah rupa, asal-usul, atau keturunan. Arti bebet adalah keluarga, lingkungan, dengan siapa ia bergaul atau sahabat-sahabatnya. Arti bobot adalah nilai pribadi atau diri yang bersangkutan, termasuk kepribadian, pendidikan dan kepintaran, pekerjaan, juga nilai pribadi seperti gaya hidup dan iman.
Masa lalu yang buruk dan kehidupan keluarga yang kurang baik, sering kali menjadi batu sandungan untuk maju bagi beberapa orang. "Aku seperti ini karena papaku ... karena mamaku ... karena mantan kekasihku ... karena kakak-kakak dan adik-adikku ... karena lingkunganku ... karena keluarga besarku ... karena negaraku ... karena ... karena ..." Manusia mudah melemparkan kambing hitam atas keburukan yang terjadi dalam hidupnya kepada orang lain dan lingkungannya, tanpa mau menyadari bahwa justru dialah yang membuat pilihan untuk berjalan dikehidupan yang hancur itu - bukan karena pengaruh orang lain dan lingkungan yang kurang baik.
Kualitas hidup seseorang yang hidup di dalam Kristus tidak lagi dipengaruhi oleh bibit, bebet, dan bobot duniawinya, melainkan dipengaruhi oleh seberapa dekat hubungan pribadinya dengan Yesus. Ketika ia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya, darah Yesus yang kudus sudah mematahkan semua kutukan dari masa lalu dan dosa-dosa keturunan yang menyertainya. Ia adalah ciptaan baru di dalam Kristus dan sudah mengenakan pakaian manusia sorgawi, bukan lagi manusia duniawi yang masih dipengaruhi oleh keluarga jasmaninya, lingkungan, dan masa lalunya yang buruk.
Di dalam Yesus, orang tua pembunuh tak lantas otomatis menurunkan sifat membunuhnya kepada anaknya, orang tua koruptor tak lantas otomatis menurunkan sifat suka mengambil barang milik orang lain kepada anaknya, orang tua yang pernah bercerai tak lantas otomatis menurunkan keretakan rumah tangganya kepada rumah tangga anaknya pula. Yesus datang bukan untuk memperbaiki hal-hal yang sudah baik. Ia datang untuk orang-orang sakit, orang-orang yang tidak berdaya, orang-orang yang lemah, dan orang-orang yang berdosa. Ia ada untuk memperbaiki masa lalu dan kehidupan para pelacur, perampok, pembunuh, pencuri, pemerkosa, dan orang-orang yang dibuang oleh dunia karena dipandang hina, cacat, dan tidak berguna.
Ia mengubah seorang penentang ajaran Kristen seperti Paulus menjadi seorang penginjil yang hebat pada masa pemerintahan Romawi. Ia mengubah seorang pembunuh bernama Musa menjadi seorang pemimpin bangsa Israel untuk keluar dari tempat pembuangan mereka di Mesir, dan juga bisa mengubah seorang pengecut bernama Gideon menjadi seorang pahlawan yang gagah berani. Yesus tidak dibatasi oleh masa lalu kita. Ia bisa mengubah kita menjadi seseorang yang sangat berharga dihadapan-Nya dan dihadapan manusia lain, tidak perduli sekelam apapun masa lalu yang pernah kita jalani.
Ia merancang setiap elemen hidup kita dengan teliti. Jauh sebelum orang tua kita berfikir untuk melahirkan kita, Ia sudah terlebih dahulu memikirkan kita - kapan kita lahir, bentuk raut wajah, warna kulit, tempat kita lahir, sampai waktu kita meninggal. Ketika kita menghadapi trauma akibat kepahitan hidup, Ia juga turut menangis bersama kita. Ia menjadikan masalah dan kesulitan dalam hidup kita bukan untuk membuat kita menderita, tetapi untuk membentuk karakter kita menjadi kuat sehingga kita bisa memenuhi tujuan hidup kita di dalam Dia.
Kita memang produk dari masa lalu kita, tetapi kita bukanlah 'tawanan' dari masa lalu itu. Yesus yang ada di dalam hidup anda dan saya, sudah membebaskan kita dari masa lalu dan memberikan masa depan yang selalu penuh harapan untuk kita.
Yeremia 29:11, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
No comments:
Post a Comment