Oleh : Angelina Kusuma
Pastor Eli: "Gimana udah married kan?"
Enjie: "Belum"
Pastor Eli: "Tapi udah punya pacar kan?"
Enjie: "Belum juga hehe"
Pastor Eli: "Wah harus didukung dalam doa nih, supaya ada terobosan dalam hal pasangan hidup. Padahal Enjie kan cantik...ha...ha..."
Hahaha, pembicaraan dengan pastor saya ketika masih berjemaat di sebuah gereja Cilincing pagi ini membuat saya sedikit tergelak. Rasanya ingin menertawakan diri sendiri karena kelucuan yang telah saya perbuat (hah, emang itu lucu gitu? :D).
Saat ini saya sedang tidak terlalu memikirkan tentang kapan saya akan menikah, dengan siapa saya akan menikah, atau juga kenapa saya harus menikah :D. Tapi, dalam jangka waktu beberapa bulan belakangan ini saya menerima pertanyaan "Sudah menikah?" atau "Kapan menikah?" hampir setiap hari! (hebattt, tepuk tangan dong :D).
Apa iya ya, saya sudah melewatkan bagian hidup yang begitu penting (tentang pernikahan, red) selama 27 tahun ini, sampai-sampai saya 'harus' diingatkan oleh orang-orang di sekeliling saya mengenai hal itu berulang-ulang hahaha.
Ok...let's talk about it more seriously :).
Saya bukannya anti dengan pernikahan. Saya tetap punya keinginan untuk menikah kok meski saya tidak terlalu ambil pusing dengannya sekarang :). Dulu saya malah punya keinginan menikah di usia 25 tahun, dengan pertimbangan bahwa memang di usia itu seorang wanita sudah pantas untuk mengarungi kehidupan baru dengan pria yang dikasihi dan mengasihinya. Tapi kenyataannya itu hanyalah sekedar rencana saya, bukan rencananya Tuhan. Dan sampai saat ini Tuhan masih mengizinkan saya hidup melajang.
Apakah ada yang salah di diri saya sehingga target saya itu meleset? Ah, saya merasa tak ada yang salah di hidup saya kok (hihihi, paling tidak itu menurut saya pribadi lho :p). Saya tidak pernah menyesal atas apa yang sudah saya lewati di tahun-tahun lalu. Setiap detik, setiap hari, dan setiap tahun, saya merasa ada kenaikan di grafik hidup saya. Mulai dari seorang Enjie yang biasa-biasa saja, bukan siapa-siapa, sampai akhirnya menjadi saya yang bisa berdiri tegak menantang langit dan memberkati seluruh dunia dengan apa yang ada pada diri saya di hari ini. Semua proses yang Tuhan berikan kepada saya sama sekali tidak ada yang salah saya rasakan.
Saya tidak kecewa karena Tuhan tidak segera menikahkan saya meski usia saya mulai memasuki usia kritis bagi seorang wanita yang seharusnya sudah berpasangan ini :p. Saya menikmati masa-masa single saya dengan happy-happy aja tuh. Kadang, perasaan iri melihat sahabat-sahabat wanita di sekitar saya mulai menemukan orang yang bisa dikasihi dan mengasihinya kemudian menikah, memang terbersit di benak saya. Tapi, kembali lagi ke awal...saya tahu dan saya sangat percaya Tuhan tidak pernah melewatkan kebahagiaan saya sekecil apapun dan hidup saya ini sudah penuh menjadi milik-Nya. Jadi tidak ada alasan bagi saya untuk khawatir bahwa saya tidak akan bahagia seperti mereka ^_^. Mungkin, waktunya aja yang berbeda...Mereka cepat dan saya sedikit terlambat hehehe.
Bicara soal terobos-menerobos, saya teringat akan kejadian yang pernah saya lihat yaitu proses penggalian sebuah sumur. Untuk mendapatkan sumber air, si tukang penggali sumur tidak sembarang asal menggali tanah. Ia pasti akan melakukan pemeriksaan dimana tempat sumber air kira-kira berada lebih dulu (biasanya menggunakan alat deteksi sumber air), kemudian ia mengambil peralatan tukangnya untuk menggali, kemudian bekerja keras menggali lapisan-lapisan tanah yang sudah diprediksi sebelumnya itu sampai airnya keluar.
Ok, ibaratkan saja kita-kita yang masih betah menggauli status wanita single ini seperti seseorang yang ingin menggali sumur itu. Apa yang kita perlukan agar kita bisa menerobos pintu pernikahan dengan sukses? Yuk, kita bahas rame-rame disini hahaha.
Mencari sumber
Sebagai anak Tuhan, so pasti kita tidak boleh mencari pasangan hidup di sembarang tempat. Kita adalah bait Roh Kudus. Hanya sesama anak terang yang akan diperkenan oleh-Nya menjadi pasangan hidup kita. Lupakan kompromi-kompromi dengan dunia dan ambil komitmen tegas untuk menjadi pasangan yang sepadan di hadapan Kristus nantinya. Perkuat pribadi sebagai wanita bijak selama in waiting dengan mencari sumbernya kepada Yesus!
Hati-hati salah tangkap mendefinisikan arti mencari sumber. Yang saya maksut dengan mencari sumber adalah menjadi wanita single yang benar-benar utuh karena mencari Kristus dengan sungguh-sungguh, bukan mengejar-ngejar pria :). Tugas wanita bukan sebagai pemimpin, makanya ia tidak perlu mengejar pria (cukup memberi respon iya atau tidak). Wanita mempunyai andil besar sebagai penolong pria. Jika ingin memenangkan hati pria, jadilah wanita yang benar-benar wanita sehingga para pria membutuhkanmu dan layak menjadikanmu pendamping hidupnya. Biarkan bagian first move dan pemimpin dalam hubungan tetap ada di tangan pria karena itu adalah kehormatan dan tugas mereka di dunia ini.
Mempersiapkan peralatan
Peralatan yang wajib dimiliki oleh pengikut Kristus yaitu doa dan persekutuan! Tidak mudah memang menjalani kehidupan single yang benar-benar utuh dan kudus di tengah-tengah lingkungan yang sudah berpasangan. Jika dengan sendirian kita mudah patah arang, berarti sudah saatnya kita mencari komunitas lain agar bisa dikuatkan karenanya.
Cari sahabat-sahabat atau pembina-pembina rohani yang mengerti bagaimana beratnya menjadi single tapi tidak memberikan dampak mengasihani pada kondisi tersebut. Yang dibutuhkan oleh para wanita single adalah dukungan agar mereka menjalani kehidupan dengan tetap berfokus kepada Yesus, bukan dikasihani.
Saya pribadi dekat dengan gembala sidang dan kakak-kakak rohani saya. Ketika saya menghadapi masalah seputar pasangan hidup, saya akan mencari mereka untuk sharing disamping mencari sahabat-sahabat rohani saya lainnya. Persekutuan dengan orang-orang yang membangun ini membuat saya selalu mantap menjalani masa single saya dengan berkualitas. Single hanya sebuah fase menunggu kok :). Kita pasti bisa melewati fase ini jika kita menggunakan peralatan kita yaitu doa dan persekutuan yang membangun dengan sebaik-baiknya.
Terus berusaha menerobos
Seperti tukang penggali sumur yang tak pernah lelah bekerja sebelum ia melihat air keluar dari lapisan tanah yang sedang digalinya, kita juga tidak boleh lelah menanti dan menanti masanya Tuhan tiba dengan berdoa, bersekutu, dan memperbaiki kualitas diri menjadi wanita bijak milik Kristus. Cepat atau lambat, waktunya Tuhan selalu tepat.
Saya bersyukur karena saya tidak jadi menikah di usia saya yang ke 25 tahun lalu. Jika saya memaksa menikah saat itu, saya pasti kehilangan kesempatan menjadi penulis bagi Yesus, saya kehilangan kesempatan melayani Dia lebih lagi melalui blog, mailing list, dan forum Kristen yang saya ikuti, saya kehilangan kesempatan untuk belajar fotografi, saya kehilangan kesempatan menjadi wanita yang lebih feminin, saya kehilangan kesempatan belajar memasak, saya kehilangan kesempatan menjadi seorang entrepreneur, dan saya pasti kehilangan kesempatan menjadi wanita yang lebih sabar, dewasa, mandiri, dan mengenal Yesus dengan intim.
Begitu banyak hal yang diberikan oleh Yesus sebagai ganti selama proses penangguhan pernikahan dari waktu yang telah saya rencanakan sebelumnya. Semua diberikan-Nya demi menjadikan saya seorang wanita yang siap menghadapi pernikahan dengan muka berseri-seri karena yakin, bukan hanya asal-asalan.
Terus pandang Yesus dan letakkan kerinduan untuk segera berpasangan dan menikah hanya di tangan-Nya. Ia adalah kunci dari segala hal yang ada di bumi. Ketika kita memiliki Dia, seluruh dunia akan menjadi milik kita. He is the key for your love story. Pursue Him before you get married.
Yeah, ayo semangat...semangat...breakthrough is yet to come! ^o^
Pastor Eli: "Gimana udah married kan?"
Enjie: "Belum"
Pastor Eli: "Tapi udah punya pacar kan?"
Enjie: "Belum juga hehe"
Pastor Eli: "Wah harus didukung dalam doa nih, supaya ada terobosan dalam hal pasangan hidup. Padahal Enjie kan cantik...ha...ha..."
Hahaha, pembicaraan dengan pastor saya ketika masih berjemaat di sebuah gereja Cilincing pagi ini membuat saya sedikit tergelak. Rasanya ingin menertawakan diri sendiri karena kelucuan yang telah saya perbuat (hah, emang itu lucu gitu? :D).
Saat ini saya sedang tidak terlalu memikirkan tentang kapan saya akan menikah, dengan siapa saya akan menikah, atau juga kenapa saya harus menikah :D. Tapi, dalam jangka waktu beberapa bulan belakangan ini saya menerima pertanyaan "Sudah menikah?" atau "Kapan menikah?" hampir setiap hari! (hebattt, tepuk tangan dong :D).
Apa iya ya, saya sudah melewatkan bagian hidup yang begitu penting (tentang pernikahan, red) selama 27 tahun ini, sampai-sampai saya 'harus' diingatkan oleh orang-orang di sekeliling saya mengenai hal itu berulang-ulang hahaha.
Ok...let's talk about it more seriously :).
Saya bukannya anti dengan pernikahan. Saya tetap punya keinginan untuk menikah kok meski saya tidak terlalu ambil pusing dengannya sekarang :). Dulu saya malah punya keinginan menikah di usia 25 tahun, dengan pertimbangan bahwa memang di usia itu seorang wanita sudah pantas untuk mengarungi kehidupan baru dengan pria yang dikasihi dan mengasihinya. Tapi kenyataannya itu hanyalah sekedar rencana saya, bukan rencananya Tuhan. Dan sampai saat ini Tuhan masih mengizinkan saya hidup melajang.
Apakah ada yang salah di diri saya sehingga target saya itu meleset? Ah, saya merasa tak ada yang salah di hidup saya kok (hihihi, paling tidak itu menurut saya pribadi lho :p). Saya tidak pernah menyesal atas apa yang sudah saya lewati di tahun-tahun lalu. Setiap detik, setiap hari, dan setiap tahun, saya merasa ada kenaikan di grafik hidup saya. Mulai dari seorang Enjie yang biasa-biasa saja, bukan siapa-siapa, sampai akhirnya menjadi saya yang bisa berdiri tegak menantang langit dan memberkati seluruh dunia dengan apa yang ada pada diri saya di hari ini. Semua proses yang Tuhan berikan kepada saya sama sekali tidak ada yang salah saya rasakan.
Saya tidak kecewa karena Tuhan tidak segera menikahkan saya meski usia saya mulai memasuki usia kritis bagi seorang wanita yang seharusnya sudah berpasangan ini :p. Saya menikmati masa-masa single saya dengan happy-happy aja tuh. Kadang, perasaan iri melihat sahabat-sahabat wanita di sekitar saya mulai menemukan orang yang bisa dikasihi dan mengasihinya kemudian menikah, memang terbersit di benak saya. Tapi, kembali lagi ke awal...saya tahu dan saya sangat percaya Tuhan tidak pernah melewatkan kebahagiaan saya sekecil apapun dan hidup saya ini sudah penuh menjadi milik-Nya. Jadi tidak ada alasan bagi saya untuk khawatir bahwa saya tidak akan bahagia seperti mereka ^_^. Mungkin, waktunya aja yang berbeda...Mereka cepat dan saya sedikit terlambat hehehe.
Bicara soal terobos-menerobos, saya teringat akan kejadian yang pernah saya lihat yaitu proses penggalian sebuah sumur. Untuk mendapatkan sumber air, si tukang penggali sumur tidak sembarang asal menggali tanah. Ia pasti akan melakukan pemeriksaan dimana tempat sumber air kira-kira berada lebih dulu (biasanya menggunakan alat deteksi sumber air), kemudian ia mengambil peralatan tukangnya untuk menggali, kemudian bekerja keras menggali lapisan-lapisan tanah yang sudah diprediksi sebelumnya itu sampai airnya keluar.
Ok, ibaratkan saja kita-kita yang masih betah menggauli status wanita single ini seperti seseorang yang ingin menggali sumur itu. Apa yang kita perlukan agar kita bisa menerobos pintu pernikahan dengan sukses? Yuk, kita bahas rame-rame disini hahaha.
Mencari sumber
Sebagai anak Tuhan, so pasti kita tidak boleh mencari pasangan hidup di sembarang tempat. Kita adalah bait Roh Kudus. Hanya sesama anak terang yang akan diperkenan oleh-Nya menjadi pasangan hidup kita. Lupakan kompromi-kompromi dengan dunia dan ambil komitmen tegas untuk menjadi pasangan yang sepadan di hadapan Kristus nantinya. Perkuat pribadi sebagai wanita bijak selama in waiting dengan mencari sumbernya kepada Yesus!
Hati-hati salah tangkap mendefinisikan arti mencari sumber. Yang saya maksut dengan mencari sumber adalah menjadi wanita single yang benar-benar utuh karena mencari Kristus dengan sungguh-sungguh, bukan mengejar-ngejar pria :). Tugas wanita bukan sebagai pemimpin, makanya ia tidak perlu mengejar pria (cukup memberi respon iya atau tidak). Wanita mempunyai andil besar sebagai penolong pria. Jika ingin memenangkan hati pria, jadilah wanita yang benar-benar wanita sehingga para pria membutuhkanmu dan layak menjadikanmu pendamping hidupnya. Biarkan bagian first move dan pemimpin dalam hubungan tetap ada di tangan pria karena itu adalah kehormatan dan tugas mereka di dunia ini.
Mempersiapkan peralatan
Peralatan yang wajib dimiliki oleh pengikut Kristus yaitu doa dan persekutuan! Tidak mudah memang menjalani kehidupan single yang benar-benar utuh dan kudus di tengah-tengah lingkungan yang sudah berpasangan. Jika dengan sendirian kita mudah patah arang, berarti sudah saatnya kita mencari komunitas lain agar bisa dikuatkan karenanya.
Cari sahabat-sahabat atau pembina-pembina rohani yang mengerti bagaimana beratnya menjadi single tapi tidak memberikan dampak mengasihani pada kondisi tersebut. Yang dibutuhkan oleh para wanita single adalah dukungan agar mereka menjalani kehidupan dengan tetap berfokus kepada Yesus, bukan dikasihani.
Saya pribadi dekat dengan gembala sidang dan kakak-kakak rohani saya. Ketika saya menghadapi masalah seputar pasangan hidup, saya akan mencari mereka untuk sharing disamping mencari sahabat-sahabat rohani saya lainnya. Persekutuan dengan orang-orang yang membangun ini membuat saya selalu mantap menjalani masa single saya dengan berkualitas. Single hanya sebuah fase menunggu kok :). Kita pasti bisa melewati fase ini jika kita menggunakan peralatan kita yaitu doa dan persekutuan yang membangun dengan sebaik-baiknya.
Terus berusaha menerobos
Seperti tukang penggali sumur yang tak pernah lelah bekerja sebelum ia melihat air keluar dari lapisan tanah yang sedang digalinya, kita juga tidak boleh lelah menanti dan menanti masanya Tuhan tiba dengan berdoa, bersekutu, dan memperbaiki kualitas diri menjadi wanita bijak milik Kristus. Cepat atau lambat, waktunya Tuhan selalu tepat.
Saya bersyukur karena saya tidak jadi menikah di usia saya yang ke 25 tahun lalu. Jika saya memaksa menikah saat itu, saya pasti kehilangan kesempatan menjadi penulis bagi Yesus, saya kehilangan kesempatan melayani Dia lebih lagi melalui blog, mailing list, dan forum Kristen yang saya ikuti, saya kehilangan kesempatan untuk belajar fotografi, saya kehilangan kesempatan menjadi wanita yang lebih feminin, saya kehilangan kesempatan belajar memasak, saya kehilangan kesempatan menjadi seorang entrepreneur, dan saya pasti kehilangan kesempatan menjadi wanita yang lebih sabar, dewasa, mandiri, dan mengenal Yesus dengan intim.
Begitu banyak hal yang diberikan oleh Yesus sebagai ganti selama proses penangguhan pernikahan dari waktu yang telah saya rencanakan sebelumnya. Semua diberikan-Nya demi menjadikan saya seorang wanita yang siap menghadapi pernikahan dengan muka berseri-seri karena yakin, bukan hanya asal-asalan.
Terus pandang Yesus dan letakkan kerinduan untuk segera berpasangan dan menikah hanya di tangan-Nya. Ia adalah kunci dari segala hal yang ada di bumi. Ketika kita memiliki Dia, seluruh dunia akan menjadi milik kita. He is the key for your love story. Pursue Him before you get married.
Yeah, ayo semangat...semangat...breakthrough is yet to come! ^o^
2 comments:
wah mba enjie... abis baca Lady in Waiting neeh....^^
hai..salam kenal...artikel yg menarik Jbu (kalo ada waktu dengerin juga donk radio streaming www.nafirifm.net) Jbu
Post a Comment