Oleh : Angelina Kusuma
Pak Arief adalah seorang yang sangat menyayangi binatang. Beliau mempunyai dua ekor anjing, yang jantan diberi nama Friki dan yang betina diberi nama Friko. Senin pagi, Pak Arief melakukan kebiasaannya berolah raga ditemani Friki ke area persawahan yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Ketika sedang asyik berolah raga, beliau menemukan empat ekor anak kucing yang sedang menjerit-jerit karena ditinggal induknya. Empat anak kucing ini mempunyai warna bulu yang berbeda-beda. Satu hitam, satu orange, satu abu-abu, dan yang satu lagi mempunyai tiga warna bulu dibadannya, hitam, putih, dan orange.
Melihat anak kucing yang masih kecil-kecil itu, Friki yang sudah terlatih untuk memburu tikus-tikus di rumah Pak Arief, langsung menerkam kearah kerumunan empat anak kucing tersebut. Si anak kucing yang mempunyai tiga warna bulu ditubuhnya, akhirnya mati langsung ditempat akibat terkaman Friki.
Karena kasihan, Pak Arief membawa ketiga anak kucing yang masih tersisa itu ke rumahnya. Keesokan harinya, anak kucing yang berwarna orange ikut menyusul mati. Melihat anak-anak kucingnya mati satu per satu Pak Arief mulai merancang sebuah eksperimen. Ia mencampurkan kedua anak kucingnya ke kandang Friko agar ia bertindak sebagai induk bagi anak-anak kucing yang malang itu.
Anak kucing berwarna abu-abu, mati di hari kedua setelah ia sekandang dengan Friko. Yang tersisa tinggal anak kucing berwarna hitam yang rupanya mulai bisa beradaptasi dengan induk barunya. Si Friko yang juga anjing berbulu coklat kehitam-hitaman, mengasuh anak kucing berwarna hitam itu sampai hari ini. Meski air susu Friko tidak keluar, kadang terlihat juga bahwa si anak kucing hitam itu tetap nyaman ngempeng padanya dan membuat si anak kucing hitam bisa bertahan hidup.
Kisah Friko dan anak kucing hitam ini, membuat saya teringat akan film kartun yang sering saya tonton waktu kecil dulu, Tom and Jerry. Di kisah Tom si kucing dan Jerry si tikus yang di dunia nyata juga tidak bisa akur, di film ini bisa menjadi sahabat baik. Rupanya, permusuhan antara kucing dan anjing di dunia nyatapun bisa diperdamaikan seperti kisah Tom and Jerry yang ada di film kartun produksi MGM (Metro-Goldwyn-Mayer) itu.
Friko yang sekarang menjadi induk bagi anak kucing hitam milik Pak Arief, telah mematahkan mitos permusuhan anjing dan kucing yang selama ini beredar di masyarakat. Nah, bagaimana dengan kita sebagai manusia? Bisakah kita selalu damai/akur dengan sesama kita? Bisakah kita hidup berdampingan dengan saudara-saudara kita lainnya, dan selalu mengampuni ketika ada yang berbuat salah atau telah melukai hati kita, entah ia sengaja maupun tidak?
Derajat manusia lebih tinggi daripada anjing, kucing, dan tikus. Kalo anjing dan kucing bisa berdamai, kenapa kita tidak? (nj@coe).
Imamat 19:18, Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.
Pak Arief adalah seorang yang sangat menyayangi binatang. Beliau mempunyai dua ekor anjing, yang jantan diberi nama Friki dan yang betina diberi nama Friko. Senin pagi, Pak Arief melakukan kebiasaannya berolah raga ditemani Friki ke area persawahan yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Ketika sedang asyik berolah raga, beliau menemukan empat ekor anak kucing yang sedang menjerit-jerit karena ditinggal induknya. Empat anak kucing ini mempunyai warna bulu yang berbeda-beda. Satu hitam, satu orange, satu abu-abu, dan yang satu lagi mempunyai tiga warna bulu dibadannya, hitam, putih, dan orange.
Melihat anak kucing yang masih kecil-kecil itu, Friki yang sudah terlatih untuk memburu tikus-tikus di rumah Pak Arief, langsung menerkam kearah kerumunan empat anak kucing tersebut. Si anak kucing yang mempunyai tiga warna bulu ditubuhnya, akhirnya mati langsung ditempat akibat terkaman Friki.
Karena kasihan, Pak Arief membawa ketiga anak kucing yang masih tersisa itu ke rumahnya. Keesokan harinya, anak kucing yang berwarna orange ikut menyusul mati. Melihat anak-anak kucingnya mati satu per satu Pak Arief mulai merancang sebuah eksperimen. Ia mencampurkan kedua anak kucingnya ke kandang Friko agar ia bertindak sebagai induk bagi anak-anak kucing yang malang itu.
Anak kucing berwarna abu-abu, mati di hari kedua setelah ia sekandang dengan Friko. Yang tersisa tinggal anak kucing berwarna hitam yang rupanya mulai bisa beradaptasi dengan induk barunya. Si Friko yang juga anjing berbulu coklat kehitam-hitaman, mengasuh anak kucing berwarna hitam itu sampai hari ini. Meski air susu Friko tidak keluar, kadang terlihat juga bahwa si anak kucing hitam itu tetap nyaman ngempeng padanya dan membuat si anak kucing hitam bisa bertahan hidup.
Kisah Friko dan anak kucing hitam ini, membuat saya teringat akan film kartun yang sering saya tonton waktu kecil dulu, Tom and Jerry. Di kisah Tom si kucing dan Jerry si tikus yang di dunia nyata juga tidak bisa akur, di film ini bisa menjadi sahabat baik. Rupanya, permusuhan antara kucing dan anjing di dunia nyatapun bisa diperdamaikan seperti kisah Tom and Jerry yang ada di film kartun produksi MGM (Metro-Goldwyn-Mayer) itu.
Friko yang sekarang menjadi induk bagi anak kucing hitam milik Pak Arief, telah mematahkan mitos permusuhan anjing dan kucing yang selama ini beredar di masyarakat. Nah, bagaimana dengan kita sebagai manusia? Bisakah kita selalu damai/akur dengan sesama kita? Bisakah kita hidup berdampingan dengan saudara-saudara kita lainnya, dan selalu mengampuni ketika ada yang berbuat salah atau telah melukai hati kita, entah ia sengaja maupun tidak?
Derajat manusia lebih tinggi daripada anjing, kucing, dan tikus. Kalo anjing dan kucing bisa berdamai, kenapa kita tidak? (nj@coe).
Imamat 19:18, Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.
2 comments:
HI
Hi juga ^_^
Post a Comment