Monday, May 18, 2009

Kepribadian Terbuka dan Tertutup

Oleh : Angelina Kusuma

Seorang pria memasuki netcafe saya sekitar pukul 6 sore ini. Penampilannya agak unik. Beliau mengenakan pakaian serba hitam, topi hitam pula, dan...sebuah scraft cantik yang melilit lehernya. Benda satu itu membuatnya tampak unik di mata saya. Saya tidak ingin menertawakannya atau menilainya agak kurang gentle karena mengenakan benda yang biasa disukai oleh wanita itu. Tapi gimana ya? Abis, warna scraft yang dikenakannya itu berwarna merah muda/pink dengan beberapa sulaman benang emas disana-sini yang sangat kontras jika dibandingkan pakaian dan topi serba hitamnya...serta nampak terlalu manis untuknya, seorang pria :p.

Ketika memasuki pintu netcafe, ia tersenyum kepada saya sambil mengucapkan kalimat yang membuat saya menoleh kaget. "Good morning...", katanya. Hahaha, tentu saja saya langsung menoleh kearahnya, wong beliau jelas-jelas mengucapkan kalimat yang salah di kondisi yang tidak tepat (seharusnya kan beliau mengucapkan, "Good evening..." kalopun maksutnya untuk menyapa orang di sore hari hehehe).

Pikiran jahil terus terang hinggap di kepala saya melihat pria ini dan caranya mengucapkan kalimat. Dilihat dari penampilannya, hampir bisa dipastikan bahwa beliau bukanlah warga dari kota ini/kemungkinan besar adalah warga pendatang. Penampilan serta kesalahannya mengucapkan kalimat dalam bahasa Inggris, makin membuat saya merasa bahwa beliau memang cukup unik ^_^.

Satu jam berikutnya, pria unik ini keluar dari rent room yang digunakannya untuk berinternet ria sambil berbicara di handphone. Satu dua kalimat sempat saya tangkap dengan jelas karena beliau berbicara tepat di sebelah tempat duduk saya di kursi lounge netcafe. Dari pembicaraannya dengan seseorang diseberang sana, jelaslah bahwa beliau bukanlah warga asli dari kota ini. Beliau menyatakan kepada orang yang sedang diajaknya berbicara bahwa beliau ke kota ini untuk menjenguk opanya.

Pembicaraan lainnya tidak begitu saya perhatikan lagi. Lebih tepatnya saya tidak mau perduli lagi karena jika saya melakukannya sama artinya dengan menguping pembicaraan orang lain dong.

Tak berapa lama beliau terlibat percakapan via handphone, tiba-tiba saya melihat beliau meneteskan air mata...M-E-N-A-N-G-I-S!!

Menyadari bahwa saya memperhatikannya ketika buru-buru menghapus air mata dengan punggung tangannya, spontan beliau mengucapkan sederet kalimat lagi, "You know...I'm crying..." Saya hanya melongo dengan tindakan pria ini. Di telepon, beliau berbicara secara fasih dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi kenapa beliau lebih memilih mengucapkan kalimat dalam bahasa Inggris ketika hendak berkomunikasi dengan saya (apa muka saya seperti bule Inglis? hahaha). Melihat ekspresi melongo saya, beliau kembali berkata, "Ah...nothing...nggak pa pa..." sambil mengusap kembali air matanya.

"Hehehe, benar-benar pria yang unik!", kata saya dalam hati. Saya bukannya tidak mengerti maksud dari semua kalimat bahasa Inggris yang beliau ucapkan sejak memasuki netcafe sore ini, namun cara beliau memilih mengucapkannya padahal beliau baru bertemu dengan saya dan sebenarnya fasih berbahasa Indonesia itulah yang membuat saya terbengong-bengong menanggapinya, hingga mungkin beliau berpikir saya tidak mengerti bahasa yang sedang diucapkannya itu hihihi :D.

Tingkah unik pria ini tidak hanya sampai disitu saja. Setelah berkata bahwa pemakaian rent room yang tadi digunakannya selesai, beliau mengambil sebotol minuman dari freezer kemudian duduk kembali di kursi longue sambil merokok dan mata yang menerawang entah kemana (eh, emang benar menerawang atau sengaja berlagak sok 'menerawang' agar terlihat sedang memikirkan sesuatu yang berat ya? hihihi).

Saya tidak berani mengusik pria unik ini setelah memergokinya tiba-tiba meneteskan air mata. Saya hanya membiarkannya bertingkah demikian, sesuka hatinya, karena memang saya tidak mengenalnya sebelum sore ini dan tidak tahu apa yang bisa saya perbuat untuk membantunya selain membiarkannya menikmati duduknya, minuman, dan rokoknya :D.

Setelah minuman dibotolnya habis, akhirnya beliau membayar semua biaya yang sudah beliau pakai kemudian pergi dengan sepeda motor hitamnya yang juga unik! Bagian depan sepeda motor tersebut dilindungi kaca penutup yang cukup mencolok, makanya saya sebut itu juga sebagai kendaraan unik hehehe.

Sepeninggal pria dengan kalimat yang unik, penampilan yang unik, tindakan yang unik, dan juga kendaraannya yang unik tersebut, saya masih saja terkesima karenanya. Tingkah lakunya dari awal sampai akhir tadi benar-benar tidak saya sangka-sangka. Yang saya tahu, selama ini pria memang jarang sekali terlihat cengeng. Hampir semua pria yang saya kenal di dunia ini merupakan pria-pria yang punya prinsip, boys don't cry. Begitu melihat seorang pria yang begitu mudah menangis di depan orang lain seperti pria unik yang 'nyasar' di netcafe saya sore ini, wajarlah jika saya terheran-heran :D.

Di komsel (kelompok sel) saya Kamis lalu, ada seorang anak youth yang mengaku bahwa ia termasuk anak yang sulit untuk curhat. Sulit mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain ketika sedang menghadapi masalah. Tipe pemendam, itulah istilah sederhananya. Dibandingkan dengan pria unik yang saya temui sore ini, mungkin si Andik (sebutan anak youth di komsel saya yang mengaku tidak bisa curhat itu) terlihat lebih 'pria' dibandingkan beliau. Tapi, benarkah sisi maskulin (bisa menahan air mata) itu yang membuat pria disebut pria?

Meski 1:10, saya tidak menyebut bahwa cara pria unik ini menangis di netcafe merupakan tanda bahwa beliau benar-benar pria yang mungkin punya kelainan jiwa (bukan gila beneran lho maksutnya), disamping cara berpenampilannya yang juga eksentrik dibanding pria-pria pada umumnya. Setiap orang sah-sah saja berpenampilan lebih feminin/maskulin dibandingkan kaum sebangsanya dan tidak ada larangan yang mengatur soal itu. Yang membedakannya dengan Andik dan pria-pria pada umumnya, hanya karena beliau lebih terbuka secara emosional kepada orang lain bahkan yang baru ditemuinya seperti saya (meski tidak sampai curhat, baru menunjukkan ekspresi saja).

Keterbukaan bukanlah hal yang sepele dan mudah dilakukan. Memendan semua masalah seorang diri seperti yang dilakukan oleh Andik juga tidak baik bagi pertumbuhan jiwanya. Ketika seseorang tidak bisa berbagi (sharing) dengan orang lain, itu sama saja membuat tubuhnya seperti bom atom yang tidak tahu kapan akan meledak tapi bisa 'buum' setiap saat. Masalah-masalah yang tidak terselesaikan dan tertimbun lama di dalam hati tanpa tersalurkan, bisa menjerumuskan manusia ke kejatuhan yang lebih dalam jika ia tak kunjung menemui seseorang yang bisa membantunya untuk lebih terbuka.

Sikap pria unik di netcafe itu mungkin agak memalukan jika mengingat prinsip boys don't cry yang biasa dipegang teguh oleh para pria. Tapi, orang-orang yang mudah menunjukkan/mengekspresikan suasana di hati sepertinya, juga mempunyai kelebihan. Biasanya orang-orang yang demikian akan lebih tahan terhadap masalah karena semua beban bisa langsung dikeluarkan dan tidak tertimbun sehingga menyebabkan luka-luka batin yang tak tersembuhkan.

Memiliki kepribadian yang terbuka atau tertutup terjadi karena keputusan setiap orang yang menjalaninya. Kepribadian terbuka lebih baik daripada kepribadian tertutup asal kita tidak salah mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari dan mampu mengendalikan diri agar tindakan kita yang mudah mengekspresikan segala sesuatu di hati itu tidak membuat orang lain berpikiran yang negatif tentang kita (nj@coe).

5 comments:

Anonymous said...

Hi,
I am your blog's follower..I've been following your lovely blog since few months ago. Saya secara peribadi sangat diberkati lewat tulisan sis Enjie..keep on writing ya.. God Bless

~Chernnie, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia~

Enjie said...

Tx Chernnie :). I'm glad to be your home blogger hehehe. GBU 2, sering2 mampir kesini ya...^_^

toro said...

walah aku jadi makin bingung kie mb* aku orang sulit untuk berbagi tp aku juga bisa menangis untuk masalah tertentu :(

Enjie said...

Kenapa bingung bro Wantoro? Nangis itu buat pria wajar kok. Tandanya dia punya perasaan (hati). Justru pria yg ga bisa nangis itu yg ga wajar :D

miera punyablog said...

cerita yang menarik...