Oleh : Angelina Kusuma
Menangislah, bila harus menangis.
Karena kita semua, manusia.
Manusia bisa terluka, manusia pasti menangis.
(Lagu Air Mata - Dewa 19)
Daud menangis.
Petrus menangis.
Dan Yesus...menangis.
2 Samuel 1:11-12, Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.
Matius 26:75, Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Yohanes 11:33-35, Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus.
Ada yang salah dengan menangis, sehingga banyak pria di dunia ini yang benci menangis?
Meski saya seorang wanita, saya juga paling tidak suka sering-sering menangis. Bagi saya menangis sama dengan cengeng?!?!?!
Tapi ternyata, para kesatria, rasul, dan juga Yesus, pernah memberi contoh bahwa mereka pernah menangis!
Daud yang dikenal sebagai seorang raja, pemberani, pahlawan yang memenangkan ratusan perang, bisa menangis ketika mendengar berita bahwa Saul dan Yonatan sahabatnya mati. Petrus yang dikenal dengan sifatnya yang menggebu-gedu dan tindakannya yang agresif, juga menangis tak kala dia teringat akan dosanya menyangkali Yesus saat menjelang penyaliban-Nya di Golgota. Yesus? Dia menangis ketika melihat Lazarus sahabat-Nya meninggal dunia sebelum Dia membangkitkannya dari kematian.
Menangis bukanlah hal yang cengeng jika kita menangis pada tempatnya. Menangis adalah sebuah ekspresi untuk menunjukkan perasaan duka yang ada dalam hati manusia, sama seperti aktivitas tertawa, tersenyum, melompat, marah, dan lain-lainnya.
Menahan tangis hanya demi gengsi, itulah yang dinamakan cengeng. Karena jika kita menahan kesedihan dalam hati dan menyembunyikannya, berarti kita tidak berani menghadapi kenyataan yang ada.
Daud, Petrus, dan Yesus adalah contoh yang tepat tentang bagaimana cara mengungkapkan perasaan hati. Mereka berani menghadapi kenyataan hidup yang begitu pahit dan tidak malu mengekspresikannya dengan menangis.
Air mata diciptakan Tuhan sebagai alat untuk menyentuh surga. Berapa banyak orang-orang yang kembali ke jalan Dia hanya dengan tetesan air mata dari para pendoa syafaat? Berapa banyak bangsa-bangsa yang terlepas dari belenggu iblis hanya dengan cucuran air mata para evangelism dan volunteer?
Alkitab pun menggunakan air mata untuk membawa perumpamaan kemenangan.
Mazmur 126:5-6, Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Jika air mata tidak berguna bagi dunia ini, tentu Allah tidak akan menciptakannya. Hanya saja, kita harus tahu kapan saatnya untuk menangis agar terhindar dari pandangan negatif orang lain.
Dengan membebaskan diri menikmati kesedihan, kita bisa menyelidiki kenapa kita bersedih dan kemana kita akan melangkah setelah kesedihan itu berlalu. Jadi air mata dan menangis bukannya tidak berguna bagi manusia dan harus dijauhi atau dibenci karena akan menunjukkan sisi kelemahan kita. Sebaliknya, air mata dan menangis mengandung kekuatan yang juga membangun bagi kehidupan ketika kita tahu cara menggunakan kekuatan yang dikandungnya itu dengan benar.
Hadapi kesedihan, beri waktu untuk anda menikmati kesedihan sebebas-bebasnya, dan izinkan diri anda menangis jika memang memerlukannya.
Menangislah kepada Tuhan. Dia tahu rasanya sedih. Dia pernah menangis. Dia tahu rasanya saat ditinggal sendirian. Dia mengenal kesedihan dan juga segala bentuk penderitaan di bumi ini. Tapi Dia yang sama, juga mengenal sukacita kebangkitan kembali. Mengenal sorak sorai kemenangan atas penderitaan, kesedihan, dan maut yang pernah dialami-Nya. Dan dengan kuasa-Nya juga, kita bisa kembali bangkit atas kesedihan kita sebelumnya (nj@coe).
2 comments:
Hari ini aku menangis. Aku melanggar komitmenku sendiri. Aku menangis di depan orang yang aku ingin jauhi. Aku menangis mendengar dia menceritakan hatinya yang remuk karena masalahnya yang begitu berat dengan sesorang yang dia cintai. Dia menangis karena hatinya yang sakit (dia pernah bercerita setelah dewasa dia cuma menangis sekali). Aku menangis karena dia mencintai orang lain. Aku menangis karena dia terluka. Aku ingin pergi dari dia, tapi tubuhku tidak mengijinkan. Sejak aku berusaha menghindar, segenap dayaku hilang. Bahkan sudah hampir 2 minggu aku sakit yg ga sembuh2 walaupun dgn obat dan perawatan yg bermacam2. Aku tahu obatnya cuma 1. Hari ini aku menangis di hadapan dia. Semuanya sudah lepas...
Sori ya mbak klo curhat. Cuman ternyata dead end friendship ini parah bgt. Sedari awal aku sudah mendoakan dia mjd PH-ku. Itu yg membuat berat. Sebelumnya aku tdk pernah sama sekali berbuat itu. Solusinya cuma 1 sepertinya : pergi.
Maria...so touching...but sure, Jesus always be with u now what ever was happened in your life ;)
Yeah, lepaskan semua bebanmu sekarang. Ga usah disimpen-simpen lagi. Kenyataan emang kadang ga sesuai dengan apa yg kita pikirkan. Tapi, apapun itu, harus dihadapi :)
GBU ya sist. Satu pintu tertutup, ada pintu-pintu lain yg sudah terbuka untukmu. Keep yourself only for your husband. And I believe, he's waiting u in front of there ;). Jesus love u...
Post a Comment