Saya nggak suka keramaian. Lebih prefer tempat yang sepi, yang tenang, yang bisa bikin saya puas menikmati alam.
Nah, berhubung musim liburan panjang seperti sekarang ini jarang ada tempat sepi yang tenang kecuali kuburan, makanya saya bikin sendirilah liburan ala saya hahaha.
Ini sebuah desa di lereng Gunung Lawu. Nama desanya Gondosuli di Tawangmangu. Saya parkir kendaraan di The Lawu Park trus jalan kesini 😀.
Desanya lumayan keren loh. Banyak kebun sayur di sekeliling desa, termasuk di pekarangan rumah juga dimanfaatkan sebagai ladang sayuran. Nah, yang menarik...pagar rumah-rumah di desa ini di cat warna-warni kayak pelangi. Mungkin mereka terinspirasi dengan Kampung Jodipan Malang hahaha.
Well, I think that is worth it to take some hours and walking around this village. Asli deh, suasananya tuh jauh dari kata berisik, tenang dan sejuk. Saya bertemu beberapa petani yang lagi meladang. Seru juga ngobrol dengan mereka.
Libur telah tiba...Libur telah tiba...Libur telah tiba...Horeee, hatiku gembira...!!
Bicara tentang Jogjakarta emang gak bakal ada habisnya. Kota yang satu ini punya puluhan tempat wisata hits yang selalu ngangenin buat dikunjungi, entah itu bersama teman, keluarga ataupun sendirian. Kotanya ramah pengunjung dan mudah dijangkau dengan berbagai jenis moda transportasi.
Nah, kali ini saya akan bercerita mengenai salah satu destinasi wisata menarik di Jogjakarta yang bernama Pantai Cemara Sewu. Pantai ini punya ratusan pohon Cemara Udang yang ditanam di tepi pantai. Selain berfungsi sebagai penangkal abrasi air laut, jajaran pohon Cemara Udang ini juga menjadi tempat berteduh pengunjung & memperindah tampilan tempat wisata.
Ada beberapa Gazebo dan Gubuk-gubuk yang dibangun di sekitar pantai dan juga berbagai spot selfie yang semakin menambah betah pengunjung untuk berlama-lama di Pantai Cemara Udang. Tak perlu kuatir tentang urusan 'kampung tengah'. Di pantai ini juga banyak warung yang menyediakan beraneka makanan dan minuman dengan harga terjangkau.
Ombak pantainya tergolong landai dan bersahabat. Anak-anak kecil bisa bermain/mandi di sekitar pantai. Happy holiday and traveling! Salam Jogja Istimewa!!
Saya sudah dua kali ke tempat ini. Pertama kali saya kesini saat hari Sabtu dan tempatnya full pengunjung. Makanya saya tidak jadi explore The Lawu Park dan memilih untuk ke Cemara Kandang 1800 mdpl.
Tapi karena saya masih penasaran dengan tempat ini, makanya hari Senin kemarin saya kesini lagi hahaha. Dan yeah, akhirnya saya mendapatkan tempat yang cukup nyaman untuk saya explore! Saya tipikal orang yang lebih suka tempat yang tenang dan sepi ketimbang tempat yang crowded. Jadi saya seringkali membuat jadwal liburan saat weekdays.
The Lawu Park sukses menggabungkan konsep villa, resto, area outbound, camping ground, serta peternakan kelinci dan domba di satu area. Tempat ini dibangun di sebuah bukit, di lereng Gunung Lawu yang berudara sejuk dan di pinggir jalan raya besar. Aksesnya cukup mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.
Fasilitas yang ada di The Lawu Park:
- Resto
- Villa (setidaknya ada 3 jenis bangunan villa berbeda yang bisa disewa pengunjung)
- Camping Ground
- Persewaan ATV
- Area Outbound
- Kandang Kelinci
- Kandang Domba
- Gardu Pandang
- Kolam Renang
- Spot Selfie
Uniknya lagi, kamu akan menemukan nama-nama yang ada di Gunung Lawu di beberapa bagian tempat ini, seperti Sendang Dradjat dan Hargo Dalem. Para pendaki yang pernah menapak di Gunung Lawu pasti sudah tahu apa itu Sendang Dradjat dan Hargo Dalem hehehe.
Tidak ada pungutan biaya untuk masuk ke area The Lawu Park. Pengunjung hanya dikenakan biaya saat makan/minum, sewa ATV dan villa. Kemarin saya mencoba mencicipi Nasi Ayam Goreng + Bothok + Teh Manis. Total harga yang kami bayar untuk berempat hanya Rp. 107.000. Cukup terjangkau oleh traveler berdompet sedang seperti kami haha.
Finally, my big dream terpenuhi juga tahun 2018 ini! Apa itu? Yep, nginjek Halong Bay, Vietnam!
Saat saya ada di Raja Ampat, Papua 2 tahun lalu, tiap kali ada temen nge-trip yang nanya, "Setelah ini kamu mau kemana?", saya pasti jawab, "Vietnam"
Why Vietnam? Karena saya udah pernah ke Jepang! Hahaha gak nyambung deh...
Setahun setelah menjelajah Raja Ampat, saya balik lagi ke Hokkaido, Jepang. So, tahun ini akhirnya saya putusin buat ke Vietnam. Tujuan saya cuma pengen ke Halong Bay sebenernya. Tapi mendadak pikiran saya berubah. Gak jadi nginjek satu destinasi, tahun ini saya nginjek 4 negara sekaligus.
Berbekal tiket gratis Air Asia Surabaya - Penang, akhirnya perjalanan saya tempuh dengan overland selama 18 hari. Huh, ini perjalanan saya paling crazy! Saya pergi sendirian alias solo backpacker-an. Saya ngrayap mulai dari Surabaya - Penang - Hatyai - Krabi - Bangkok - Siem Reap - Phnom Penh - Ho Chi Minh City - Dalat - Hanoi - Kuala Lumpur - Penang - Surabaya.
Ada banyak hal yang saya dapat selama di jalan. Ada waktu dimana saya pengen ketawa, tegang, sedih, kesepian, ketemu temen-temen baru sampai modus wkwkwk.
Halong Bay adalah destinasi terakhir yang saya injek sebelum balik lagi ke Indonesia. So, it's really memorable. Apalagi waktu saya nge-trip disini ada kisahnya Si Taksi yang pernah bikin heboh di wall Facebook saya!
Cuaca di Vietnam bulan Januari - Februari 2018 kemarin cukup ekstrim. Suhu udara di Ho Chi Minh City & Dalat masih cukup bersahabat buat saya, sekitar 29C. Tapi begitu saya sampai di Hanoi, alamak...suhunya ngedrop sampai 10C, mana berangin lagi. Hedeh, untung saya udah pantau lewat Accuweather selama di Indonesia. Jadi saya juga bawa Long John buat nangkal dingin. Itu aja saya tetep kelimpungan, karena terbiasa dengan suhu 33C di Ponorogo hehehe.
Cuaca selama saya nge-trip di Halong Bay juga mendung seharian. Arr, dinginnya gak ketulungan men. Anginnya gak enak dirasain. Saya book tour ke Halong Bay & Dong Thien Cung lewat The Sinh Tourist. Karena uang Rupiah perkasa di Vietnam, berasa banget selama nge-trip disini bisa agak high class gitu wkwkwk. Biasa kan ngembel di jalan, sekarang bisa book travel agent cyinn...
Saya diantar jemput dari Hostel selama trip ke Halong Bay. Jadi lumayan bisa menghemat tenaga sih.
Halong Bay sendiri merupakan gugusan karang-karang di tengah lautan, mirip Raja Ampat. Okay, I should be honest, sebenernya Raja Ampat, Papua gak kalah pesonanya dengan Halong Bay, Vietnam. Lebih eksotis punya negara kita malah. Hanya saja, Halong Bay, Vietnam sudah sangat dikelola dengan baik, sehingga pamornya lebih beken ketimbang Raja Ampat. Dong Thien Cung merupakan goa yang indah. Jadi ya, agenda yang dikemas oleh travel agent hari itu adalah pengunjung dibawa berlayar dengan kapal pesiar menuju Halong Bay, disediakan makan siang diatas kapal yang cukup enak dan khas Vietnam, kemudian pengunjung dibawa untuk menyusuri goa dan diantar ke toko merchandise untuk berbelanja oleh-oleh.
Buat kamu yang pengen ke Vietnam, saya rekomendasikan untuk menjelajah Halong Bay & Dong Thien Cung ini. Happy traveling!
Para pendaki Gunung Lawu, sudah pasti kenal tempat ini. Yup, Cemara Kandang atau Cemoro Kandang (bahasa Jawa) ada persis di depan Cemoro Sewu yang menjadi salah satu pintu masuk jalur pendakian ke Gunung Lawu.
Ada di ketinggian 1800 mdpl, Cemoro Kandang merupakan tempat yang sejuk (cenderung dingin saat musim kemarau tiba), yang cukup OK buat bersantai sambil menikmati pemandangan gunung yang indah dan menikmati makanan atau minuman.
Tempat ini berada di perbatasan antara Magetan, Jawa Timur dan Tawangmangu, Jawa Tengah. Makanya, ada dua lokasi Cemoro Kandang yang bisa kamu kunjungi: Cemoro Kandang sebelum gerbang perbatasan Jawa Timur & Jawa Tengah atau sesudahnya.
Video ini saya ambil di Cemoro Kandang setelah gerbang perbatasan Jawa Timur & Jawa Tengah. Disini relatif lebih tenang dibandingkan lokasi Cemoro Kandang yang berhadapan langsung dengan Cemoro Sewu (sebelum gerbang perbatasan).
Untuk para pendaki Gunung Lawu, Cemoro Kandang bisa menjadi tempat untuk mencari logistik yang diperlukan sebelum summit.
Harga makanan dan minuman yang dijual di warung-warung Cemoro Kandang cukup bervariasi. Seporsi Nasi Sate Kelinci dijual sekitar Rp. 25.000, Jagung Bakar sekitar Rp. 10.000 dan Teh Manis sekitar Rp. 5.000.
Tempat ini udah famous keles...biasanya orang Ponorogo suka 'ngabur' kesini kalo pas libur hahaha. Udaranya sejuk karena ada di lereng Gunung Lawu.
Disini kamu bisa sewa Speedboat buat keliling telaga (biayanya sekitar Rp. 60.000, muat sekitar 4-5 orang dewasa) atau naik Kuda (biayanya sekitar Rp. 50.000/orang). Kalo mau kulineran juga, cari aja Sate Kelinci & Wedang Ronde. Harga makanan disini rata-rata sudah seragam semua, jadi tak perlu takut kena scam (duh, bahasanya...). Sate Kelinci harganya sekitar Rp.10.000 - Rp. 15.000 (tergantung pake lontong ato enggak). Wedang Ronde seporsi sekitar Rp. 5.000 doang.
Yah, itulah sekilas cerita saya mengenai Telaga Sarangan (bukan cerita baru sih, soalnya saya udah sering banget kesini hahaha). Sekarang wajahnya lebih kekinian. Ada semacam tugu berbentuk gunungan wayang yang bisa buat selfie disana (dulu sih gak ada soalnya).
Wes long time ago aku yoh kepengen mrene sakjane 😆
Udah banyak traveler yang nge-post tentang Mojosemi. But, berhubung saya itu lebih suka petualangan yang nguras keringet, bikin otot-otot kaki dempal plus lemak-lemak di perut kabur...saya keep Mojosemi sampai akhirnya tergerak buat kesini wkwkwk! *Baca: pas lagi kepengen halan-halan syantik ajah, bukan pas kepengen pecicilan di hutan ato pethakilan neng ngunung...
Terus terang, tempat ini cukup OK buat rekreasi bareng keluarga. Anak-anak kecil bisa hilir-mudik kesini tanpa takut bahaya. Ada banyak spot selfie disini. Konsepnya, ini adalah hutan wisata.
Kamu bisa sewa kuda, ATV ato mobil Jeep buat keliling Mojosemi. Ada juga arena out bond yang ada lapangan tembak, panahan dan flying fox. Bisa juga sekedar nyantai di hammock ato ngafe di bawah pohon-pohon gede yang epic.
Kalo pengen kemah juga ada camping ground-nya. Ada villa khusus yang disewakan juga buat pengunjung yang pengen nginap di tengah hutan. Villa-nya unik, ada yang terbuat dari peti kemas yang udah di modifikasi jadi keren.
Udaranya cukup sejuk dan suasananya tenang. Saya kesini bareng my mom, my dad and my uncle. Naik mobil dari rumah. Waktu itu kita kesini pas hari Jumat, jadi sepi pengunjung 😂 *Saya malah seneng sih kalo tempatnya sepi, so...saya bisa bikin video & foto alay sebanyak-banyaknya hahaha!
Saya naksir air terjun ini udah lama. Sejak lokasinya muncul berkali-kali di tayangan MTMA (My Trip My Adventure), saya udah kepengen kesini. Penasaran gitu mo ngebuktiin kalo air terjunnya beneran sekeren kayak di tipi huehehe.
Nah finally...2 minggu lalu akhirnya saya kesini juga! *Meskipun awalnya gak sengaja haha...
Ada beberapa rute yang bisa dilewati untuk mencapai Air Terjun Tumpak Sewu atau Coban Sewu ini. Bisa lewat Malang ato lewat Lumajang. Kalo mau gampang sih lewat Lumajang aja, tapi kalo kalian suka petualangan dan tantangan...cobain deh jalur Malang.
Hari itu sepulang ibadah gereja, saya dan temen saya touring ke Tumpak Sewu. Awalnya sih saya bikin itinerary hari itu kita mau explore Coban Rondo di Batu. Haha tapi gara-gara terpengaruh sama mbak-mbak resepsionis di hostel (makasih rekomendasinya mbak #nyengir), akhirnya kita sepakat kesini hihi.
Waktu saya bukain Google Maps-nya, temen saya udah geleng-geleng kepala aja ngliat rute jalannya. Haha yeah, kita mah spontan aja pilih jalur Malang dan Google Maps ternyata suggest kita ke jalur yang extreme! *Kadang inilah untungnya jadi orang yang 'buta arah', bisa membawamu kepada petualangan gila yang gak bakal kamu lupain seumur hidup wkwk.
Jalur yang tertera di Google Maps penuh liku-liku setelah melewati daerah Dampit. Berhubung temen saya ini belum terbiasa lagi dengan kondisi di Indonesia karena dia lebih banyak hidup di luar negeri beberapa tahun belakangan, ya udah deh...jalanan yang berkelok-kelok itu bikin dia galau. Hampir saya batalin trip-nya karena saya gak tega lihat mukanya 😂.
Anyway, waktu akhirnya he said, "Ok, let's try...", huahahaha hatiku gembira #Ngenggg! *I'm sorry to 'you'...
Dan...eng ing eng...this is our story...
Jalanan dari Malang ke Tumpak Sewu sebenarnya sudah bagus, teraspal dan cukup lebar jalan rayanya. Selepas daerah Dampit, jalanan mulai berkelok-kelok (sesuai yang tertera di Google Maps). Hanya saja, banyak truk pengangkut pasir hilir mudik di rute ini. Jadi kalian kudu ekstra hati-hati. Motor juga harus fit. Lebih enak pake motor manual sih, soalnya tanjakan dan kelokannya lumayan panjangggg.
Sampai di gerbang Tumpak Sewu, perjalanan harus ditempuh dengan jalan kaki. Awalnya kami melewati perkebunan Salak kemudian sampai di bibir air terjun. Ada sebuah balai-balai dari bambu yang bisa digunakan sebagai spot selfie di sisi air terjun. Trus kalo ingin turun ke dasar air terjun, pengunjung harus melewati tangga-tangga vertikal yang terbuat dari baja dan bambu. Ini nih yang extreme. Perlu waspada dan hati-hati karena ada beberapa ruas tangga yang rusak. Haha tapi tetep worth it-lah untuk dilakuin *Petualang kudu cobain jalur ini hihihi!
Jalur tangga vertikal yang kami lalui relatif sepi pengunjung. Kebanyakan pengunjung hanya sampai di spot selfie (balai-balai bambu di sisi air terjun) dan gak berani turun ke bawah. Kami ketemu beberapa bule lewat jalur ini *Kalo bule mah kayaknya emang lebih suka tantangan daripada kenyamanan. Trus begitu sampai di dasar air terjun, baru deh kami ketemu dengan banyak pengunjung lokal *Mereka pilih lewat jalur Lumajang yang lebih santai kayaknya.
Sampai di dasar air terjun, well...saya takjub. Air terjun ini emang keren banget sih! Debit airnya tetep deras mengalir meskipun saat kami kesana masih terhitung musim kemarau. Suasananya juga sejuk, hijau dan basah *Jangan lupa untuk bawa rain coat buat ngelindungi gadget, tas ato baju kalo perlu.
Oh ya, jangan terlalu lama di dasar air terjun kalo kalian lewat jalur Malang. Usahakan segera balik naik ke atas sebelum jam 14:00. Acara naik tangganya lumayan butuh waktu tuh. Kayaknya kemarin kami perlu waktu sekitar 1 jam buat manjat-manjat tangga sampai ke tempat parkiran lagi. Itupun cuma kami berdua tok. Pengunjung yang lain pulang lewat jalur lain, bukan lewat jalur tangga vertikal seperti kami.
Begitu sampai di tempat parkiran, si ibu-ibu penjaganya tersenyum lebar ngliat kami berdua. Wkwkwk dikira kita gak bakal bisa balik lagi ke atas kayaknya. Di parkiran juga cuma ada 2 motor pula. So, kami adalah pengunjung terakhir yang ditunggu sebelum akses ke Tumpak Sewu-nya ditutup *Ada 2 bule cowok-cewek baru datang setelah kami sampai ke tempat parkiran. Si ibu-ibu penjaga loketnya bilang, jalur ke Tumpak Sewu ditutup setelah jam 14:00. Pengunjung cuma boleh lihat air terjun sampai ke lokasi panorama (yang ada balai-balai bambunya) aja, tapi dilarang turun ke bawah lewat tangga-tangga vertikal karena berbahaya untuk melakukan trekking disana saat hari gelap.
Nemu hostel ini di Agoda. Awalnya pilih ini karena harga sewa per room-nya lumayan murah. Saya stay disini 2 malam cuma kena Rp. 164.124 (female only).
Begitu sampai ke hostelnya, cukup amazed karena ternyata lokasinya di pusat kota Malang. Berseberangan jalan dengan Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus. Trus hostel ini juga deket dari Alun-alun Malang, Toko Oen, Balaikota Malang & Stasiun Kota Malang.
Hostelnya sendiri cukup nyaman dan bersih. Saya biasa nginep di hotel kapsul kalo lagi backpacker-an kemana-mana, jadi saya cukup nyamanlah disini. Ruangan tempat tidurnya lega, ada futonnya (mirip yang di Jepang).
Harga asli per malam (kalo bayar di hostel): weekday Rp. 90.000 & weekend Rp. 100.000. Jadi saya cukup beruntung dapat potongan harga karena book lewat Agoda hahaha.
Fasilitas hostelnya: shared bathroom, free breakfast & drink (coffee, tea & water). Sayangnya, di hostel ini gak ada air panasnya. Malang kalo pagi cukup dingin. Rodo males adus aku rek dadine wkwkwk!
Oh ya, banyak bule nginep disini. Rata-rata tujuan mereka ke Bromo + Ijen. So, it's really nice to stay here!
Note: karena ini hostel, anak kecil di bawah usia 13 th gak boleh masuk ya. Emang biasanya kalo hostel khusus untuk para backpacker bukan untuk family.
Rangkaian Grebeg Suro 2018 di Kota Reyog Ponorogo sudah dibuka tgl 1 September 2018 kemarin. Kali ini rangkaian Grebeg Suro digabung dengan peringatan HUT Kota Ponorogo, sehingga acaranya tak hanya berlangsung 3 hari tapi 11 hari!
Banyak acara-acara menarik yang digelar disini selama Grebeg Suro, diantaranya Festival Reyog Mini, Festival Reyog Nasional, Lomba Bonsai, Lomba Fotografi, Larungan Telaga Ngebel...dan yang terbaru, bakal ada Lomba Paralayang juga loh...
Punya rumah minimalis, harus cerdas dalam mengatur ruang dan menata fungsinya. Berikut ini adalah contoh desain Dapur, Kamar Mandi, Tempat Jemuran dan Penampungan Air yang dibangun di area seluas 2 m x 6 m saja. Yuk, simak desainnya disini...
Aku pernah berpikir kalo mungkin aku salah lahir! Kayaknya sih lebih cucok jadi mas-mas deh daripada jadi mbak.
Prinsipku, lakik. Hobiku pecicilan kayak lakik. Tubuhku atletis, cara mikir, ngomong, dandananku dulu...gak ada manis-manisnya 😅.
Aku lebih enjoy naik gunung, sepedahan, snorkeling, trekking, camping, paralayang, panjat tebing, etc, sampek bikin kulitku gosong, dekil bin buluk. Gak pernah ke salon, gak kenal perawatan wajah, pun gak pernah makeup-an. Keknya dulu pernah desperate jadi cewek wkwkwk.
Tapi itu dulu, sekarang enggak weks 😝.
Beberapa tahun ini aku belajar khusus jadi wanita. Bukan buat siapa-siapa, tapi murni buat aku sendiri. Aku selalu inget kalo kita itu IMAGO DEI (Kej 1:27). Tuhan gak mungkin bikin kesalahan pada waktu Dia nyiptain kita. Dia pilih aku jadi cewek, berarti emang aku pantes jadi cewek (meskipun aku juga punya sisi maskulin haha).
Ada 2 ketrampilan khusus yg kupelajari untuk jadi wanita seutuhnya, yaitu ketrampilan makeup dan ketrampilan memasak ahai 😂.
Pertama kali pake lipstick, gak PD. Pertama kali masak, rasane gak enak. Untungnya aku gak nyerah wkwkwk. Lebih mudah maksa kaki jalan di medan pegunungan 10 jam sehari, daripada menerjemahkan isi resep dan bikin alis yg baik dan benar!
Hellyahhh, tapi saiki wes biso kok. Wes biso bedakan, lipstick-an plus gawe sayur ora gosong 😁
Buat para cewek tomboy (yg senasip kayak aku wkwkwk) di muka bumi Indonesia...don't give up to learn how to be the right woman. Semua butuh proses sih, gak instant gitu ajah. Yg jelas, kamu istimewa!
Cewek tomboy itu punya banyak kelebihan dibanding cewek pada umumnya, lebih mandiri, lebih kuat, lebih berprinsip dan sulit dikibulin orang gak bener haha. Let's celebrate girls!
"Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!" - Pengkhotbah 11:9
I'm free...I'm free like a bird...(Sounkyo, Hokkaido - Japan)
Tak ada seorangpun yang bisa menjadi muda kembali. Waktu tak bisa diputar ulang. Jadi setiap kita harus bisa memaksimalkan setiap detik, setiap waktu yang ada, karena hidup itu hanya sekali!
1. Visi dari Tuhan
Saya beruntung karena saya bisa masuk ke sebuah institut teknologi negeri di Surabaya tanpa melalui tes. Saat saya di Surabaya, saya bertumbuh di sebuah gereja dan youth pastor saya saat itu bisa menjadi figur teladan bagi saya (beserta jemaat & youth lainnya) dan menginspirasi saya untuk hidup takut Tuhan.
Saat saya berulang tahun ke 19, saya tidak melewati hari itu dengan berpesta pora bersama teman-teman lainnya, tapi malam itu saya mengambil keputusan untuk tinggal di kamar kos dan berdoa memohon bimbingan-Nya. Di tengah-tengah doa, ada bisikan di hati saya untuk membuka Alkitab dan membaca Amsal 31:10-31.
Ayat-ayat di Amsal 31:10-31 merujuk pada sosok Wanita Bijak, figur isteri yang cakap, dambaan setiap orang. Saat itu saya masih murni: saya belum punya pacar, belum kepingin pacaran, belum kepikiran tentang pernikahan, dll. Tapi melalui ayat-ayat di Amsal 31:10-31 ini, Tuhan seperti ingin berbicara kepada saya, "One day you will be like her".
2. Bertumbuh
Sejak saya terima visi dari Tuhan, saya lebih sungguh-sungguh lagi memperhatikan cara hidup saya, tidak lagi sembarangan bertindak, karena nggak mungkin dong Wanita Bijak menghabiskan waktu mudanya untuk pergi ke pub/club malam, pacaran dengan orang yang beda keyakinan, ngomong kasar dan males-malesan aja di tempat tidur. No no, gambaran Wanita Bijak yang ada di Amsal 31:10-31 pasti dibentuk dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif sejak masa mudanya.
Saya menggembleng tubuh saya untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan lewat Saat Teduh pribadi, saya menjaga diri saya agar tidak cemar (tidak berpakaian yang tidak pantas, tidak tergoda untuk berpacaran dengan yang tak percaya Yesus, dll) dan berusaha untuk terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan baik di kampus, ministry maupun gereja.
3. Berjuang mengejar mimpi
Bagi saya, masa lajang/single itu indah. Masa single adalah saat yang tepat untuk mempersiapkan diri menuju pernikahan kudus. Masa ini tak akan terulang lagi, jadi saya memutuskan untuk melewati dan mengisi masa single saya dengan membangun pondasi untuk menjadi Wanita Bijak sesuai Amsal 31:10-31.
Saya pernah menuliskan mimpi-mimpi saya di sebuah kertas. Isinya: "Sebelum saya menikah, saya akan mempunyai pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah, bisa beli rumah dan mobil sendiri dan bisa liburan ke luar negeri".
Perjuangan saya mengejar mimpi tak mudah. Saya harus pindah pekerjaan 2 kali, pindah dari Surabaya ke Jakarta...dan pada akhirnya saya harus kembali ke Ponorogo karena putus asa, keluar masuk rumah sakit sampai 3 kali karena sakit parah...orang tua saya juga kehilangan rumah dan tanah miliknya...dan wow, pokoknya proses saya untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya pernah ada di titik kemustahilan.
4. Mengisi masa muda dengan hal-hal positif
Saat ini saya telah mendapatkan semua hal yang pernah saya impikan dulu. Saya mempunyai pekerjaan yang bisa saya kerjakan di rumah, bisa membeli mobil dan rumah sederhana sendiri dan beberapa kali liburan ke luar negeri. Semua terjadi karena anugerah Tuhan semata.
Sampai hari ini, saya sudah menginjakkan kaki di Malaysia, Singapura, Jepang, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Semua perjalanan saya ke luar negeri adalah murni untuk liburan dan saya selalu melakukannya sendiri tanpa jasa travel agen (kecuali saat saya ke Singapura untuk kedua kalinya, saya membawa kedua orang tua saya kesana). Indonesiapun sudah ada 3 pulau besar yang saya jelajahi, yaitu Jawa, Sulawesi dan Papua.
Saya pakai masa muda saya untuk bertualang. Saya mendaki gunung (Gunung Ijen, Gunung Rinjani, Gunung Lawu...sudah pernah saya daki), snorkeling (saya pernah melihat keindahan bawah laut di Raja Ampat, Misool, Karimunjawa, Gili Labak...), paralayang, rafting, panjat tebing, trekking dan banyak hal lainnya lagi.
Saya melahap banyak buku-buku rohani yang membangun iman, bergabung ke banyak komunitas lain seperti komunitas traveling, fotografi, pecinta alam, sampai menjadi relawan/volunteer untuk beberapa aksi kemanusiaan. I love do it all!
5. Melayani Tuhan
Meskipun saya sibuk bekerja dan suka bertualang kemana-mana, saya tetap aktif bergereja dan melayani pekerjaan Tuhan. Saya melayani Tuhan bukan karena saya mampu/hebat, tapi karena hanya inilah yang bisa saya persembahkan kepada-Nya sebagai bukti bahwa saya mengasihi Dia lebih dari segalanya.
Saya tak hanya melayani di gereja, tapi saya juga memakai semua hal yang ada pada diri saya untuk kemuliaan-Nya. Mobil saya sering dipinjam tetangga untuk mengantar orang sakit/acara pernikahan (manten/ngunduh mantu), rumah saya terbuka untuk cara komsel/doa, kesaksian hidup yang saya tulis di blog bisa menguatkan mereka yang ada di dunia maya dan beberapa kali tulisan sayapun dimuat di majalah rohani dan menjadi berkat untuk para youth yang membacanya...YouTube dan social media lainnya juga saya pakai untuk membantu orang lain untuk promosi usahanya.
"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." - 1 Timotius 4:12
Masa muda adalah masa yang menyenangkan. Jangan buang masa mudamu untuk hal-hal yang sia-sia. Pakai masa mudamu untuk menjadi pemuda yang maksimal, pemuda dengan spirit excellent, pemuda teladan yang menyenangkan hati Tuhan, keluarga dan semua orang yang ada disekelilingmu. Jauhi hal-hal negatif, pergaulan yang merusak dan bayar harga untuk mengikut Tuhan lebih sungguh lagi. Trust me, it worth!
Ini jenis makanan yang sekarang agak langka, tapi tetep eksis di daerah Balong, Ponorogo. Rasanya gurih dan lezat lho...
So, inilah jenis varian Sate Ayam Ponorogo yang ke empat! Orang-orang tahunya Sate Ayam Ponorogo itu: Sate Tukri (Jl. Lawu), Sate Purbosuman (Ngepos), Sate Setono (ngider di gerobak pinggir-pinggir jalan)...
Nah, ada satu lagi jenis Sate Ayam Ponorogo nih...yaitu Sate Blendet aka Sate Kopok (hihihi banyak yang jijik kalo disebut 'Kopok' makanya diganti 'Blendet')
If you travel to Ponorogo, you should try this one!
So yummy. Dijamin endess gulendesss cyin!
Oh ya, biasanya Sate Blendet disajikan bersama Nasi Tahu. Jadi bentuk aslinya itu, Nasi Tahu dikasih Sate Ayam dan disiram kuah Blendet Kuning.
Adenium atau Kamboja Jepang adalah salah satu tanaman cantik yang tahan panas dan kering. Banyak orang menyukai tanaman yang satu ini. Cara menanam Adenium tidaklah sulit. Simak videonya untuk mengetahui step by step menanam Adenium dari bijinya.
Jalur Candi Ceto merupakan salah satu jalur pendakian yang terkenal (resmi) untuk menuju Gunung Lawu (3,265 mdpl). Jalur ini melewati Pos Perizinan - Pos 5 (Bulak Peperangan) yang merupakan pos pertemuan antara pendaki dari Jogorogo Ngawi dan Candi Ceto Karanganyar. Kemudian dari Pos 5, pendaki bisa langsung ke Gupakan (Tapak) Menjangan - Pasar Dieng - Hargo Dalem - Hargo Dumilah (Puncak Lawu).
Berbeda dengan jalur Jogorogo Ngawi yang jalannya agak sulit dikenali, jalur pendakian lewat Candi Ceto ini sangat mudah dikenali dan ramai sehingga memudahkan bagi pendaki pemula untuk sampai ke Gunung Lawu.
Catatan perjalanan via Jogorogo Ngawi bisa dibaca disini. Anyway, jalur pendakian Jogorogo Ngawi tidak disarankan dilalui oleh pendaki pemula karena memerlukan keahlian khusus di bidang pemetaan gunung.
Ini bukanlah jalur resmi pendakian ke Gunung Lawu. Biasanya jalur ini dipakai oleh orang-orang yang sedang 'nglakoni' atau sedang berburu ilmu kanuragan tertentu.
Karena bukan jalur resmi pendakian, jarang ada pendaki menggunakannya. Jalannya banyak yang tertutup ilalang, ekstrim dan hampir tak terlihat mata.
Tidak disarankan menggunakan jalur ini tanpa seorang ahli pemetaan gunung...
Pendakian dimulai dari rumah Pak Sidi di Desa Girimulyo, kemudian berlanjut ke Pos 1 (Ukir Bayi), Pos 2 (Udal-udal), Pos 3 (Bulak Akasia), Pos 4 (Pendem), Pos 5 (Bulak Peperangan) sampai ke Pos 6 (Hargo Dalem).
Perkembangan zaman tak bisa dilawan. Setiap generasi yang lahir di era tertentu akan membawa ciri khasnya masing-masing. Setidaknya ada 4 sebutan generasi yang saat ini sedang eksis di dunia:
- Generasi X lahir antara tahun 1966 - 1976
- Generasi Milenial (ato yang sering disebut sebagai Generasi Y) lahir antara tahun 1977 - 1994
- Generasi Z (ato yang sering disebut Kids Jaman Now) lahir antara tahun 1995 - 2012
- Generasi Alfa lahir setelah tahun 2012
Ke empat generasi ini mempunyai perbedaan satu sama lain. Generasi Milenial dan Generasi Z (dan generasi sesudahnya) berada di era modern dengan keterbukaan informasi yang luar biasa dengan adanya internet. Buat Generasi Milenial dan Generasi Z, smartphone dan gadget menjadi makanan sehari-hari dan setiap saat. Mereka mudah menjangkau sebuah informasi atau belajar ilmu baru melalui internet.
Jika orang tua kita waktu kecil ditanya "Mau jadi apa?", kebanyakan mereka akan menjawab 'Dokter ato Guru ato Polisi...bla bla bla...'. Tapi Generasi Milenial dan Generasi Z bisa berbeda. Jangan heran jika suatu hari nanti kamu akan mendapati jawaban "Aku mau jadi YouTuber" ato "Aku mau jadi Vlogger" dari seorang anak (dan mungkin itu juga yang menjadi cita-citamu saat ini).
Saya termasuk dalam Generasi Milenial. Orang tua saya awalnya agak sulit mengerti tentang cara hidup saya. Mereka pernah menginginkan saya menjadi seorang Dokter. Demi menyenangkan hati orang tua, saya mengajukan diri ke Fakultas Kedokteran Gigi di sebuah universitas negeri di Jember dan saya diterima tanpa tes! Tapi, pada akhirnya saya tidak kuliah disana, saya memilih kuliah di sebuah fakultas teknik di universitas negeri di Surabaya (saya diterima disini juga tanpa tes), dengan pertimbangan (saya)...kuliah di fakultas teknik bisa 'lulus lebih cepat' daripada kuliah di fakultas kedokteran (jadi saya bisa mengejar mimpi saya segera setelah lulus kuliah hahaha).
Cita-cita saya saat itu adalah menjadi pengusaha. Orang tua saya tidak bisa menerima itu karena mereka adalah Pegawai Negeri Sipil dan mereka tidak punya modal untuk berdagang ato membuka usaha. Pola pikir mereka terdidik untuk tunduk pada aturan dan kenyamanan, sedangkan saya punya pola pemikiran yang sangat terbuka, berani mengambil resiko apapun, yang mungkin dianggap 'liar' oleh mereka.
Sebulan setelah saya diwisuda, saya diterima menjadi engineer di sebuah perusahaan kapal fiberglass di Jakarta. Saya bekerja sesuai bidang saya, sesuai dengan gelar yang saya dapat dari kampus, tapi tidak sesuai dengan passion saya. Makanya, saya hanya bertahan 1 tahun 8 bulan di perusahaan ini. Orang tua saya kebingungan luar biasa ketika tahu bahwa saya resign dari pekerjaan saya. Ohh, mereka langsung datang jauh-jauh dari Ponorogo ke Jakarta hanya untuk 'mengkotbahi' saya tentang makna bekerja (hahaha!) dan mensyukuri saja jadi karyawan. Karena 'campur tangan' orang tua saya, akhirnya saya kembali bekerja sebagai karyawan (engineer lagi) di perusahaan kapal kayu di Cinere. Tapi yah, karena memang bukan keinginan dari hati yang terdalam...sayapun kembali resign, hanya bisa bertahan setahun bekerja di perusahaan itu kemudian saya pulang ke Ponorogo.
Perjuangan saya cukup berat untuk mencapai mimpi saya. Kurang dukungan dan juga kurang modal. Saya merintis sebuah warnet di Ponorogo dari bawah. Orang tua saya mungkin menyesali karena pernah mengkuliahkan saya ke Surabaya yang pada akhirnya sebagian besar ilmunya ndak akan pernah terpakai lagi haha. Saya tahu bahwa orang tua saya 'galau' dengan tingkah anaknya yang tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Kami berbeda generasi, berbeda passion dan berbeda cara hidup meski sama-sama ingin hal yang sama, yaitu SUKSES!
Saya terpaksa memindah lokasi warnet dari Ponorogo kota ke Sumoroto karena tak bisa membayar uang sewa warnet sebesar yang diminta pemilik rumah. Harus mengawali semuanya dari nol lagi. Buat saya itu gak masalah, tapi buat orang tua saya itu masalah. Sering terjadi konflik antara saya dan orang tua saya dulu karena perbedaan pandangan dan prinsip. But, it's okay. Berbeda itu biasa buat kami (terutama saya hehe). Orang tua saya bertambah heran ketika saya memutuskan untuk menutup warnet selamanya dan memilih bekerja di internet. Well, saat itu saya sudah mulai menemukan jalan hidup yang saya mau. Jalan hidup yang pasti tak akan dimengerti oleh orang tua saya yang dari Generasi Tua (ato generasi Baby Boomers yang lahir sebelum tahun 1966).
Saya menekuni dunia SEO (Search Engine Optimization). Saya bekerja di perusahaan yang berlokasi di Amerika tapi saya bisa mengendalikan pekerjaan saya dari mana saja, asal ada internet. Untuk meredam 'kegalauan' orang tua dan membuat mereka percaya akan cara hidup yang saya pilih, saya mengajak mereka ke dealer mobil di Madiun. Saya membeli mobil baru (kredit selama 3 tahun) untuk mereka.
Wah, orang tua saya takjub...Mereka mulai 'melepaskan' saya sejak hari itu untuk berdiri di kedua kaki saya sendiri sampai hari ini...
***
Menyatukan perbedaan antar generasi memang gak mudah. Kepercayaan adalah kuncinya. Saat orang tua saya belum sepenuhnya percaya kepada saya, saya sulit berkembang. Tapi seiring berjalannya waktu, pada akhirnya mereka bisa menerima perbedaan kami dan memberi kepercayaan penuh kepada anak-anaknya untuk mengambil jalan hidupnya sendiri. Adik saya juga bekerja sebagai freelancer seperti saya di Surabaya (bedanya, adik saya lebih menekuni dunia YouTube dan online marketing). Dia lulusan teknik elektro dari sebuah universitas negeri di Jember yang juga mengambil jalan hidup tak sesuai dengan ilmu yang dipejarinya di bangku kuliah. Kami berdua punya sifat yang mirip, sama-sama pecinta kebebasan. Makanya kami memilih untuk bekerja di dunia yang bisa kami atur sendiri waktunya, punya banyak waktu untuk liburan, lepas dari ikatan dan aturan kantor. And yes, we're lucky because we're success on that!
Saya sering ketawa kalo melihat ada orang tua yang keukeuh memaksakan idenya, kemauannya dan kehendaknya sendiri kepada anak-anak muda. Oh God, it will useless! Generasi Milenial dan Generasi Z (dan generasi-generasi berikutnya nanti) adalah generasi dengan kebebasan. Bebas itu bukan berarti negatif. Bebas itu tidak terhalang, tidak terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dan sebagainya dengan leluasa. Jika generasi muda dikekang, itu hanya akan membuat mereka kerdil. Membuat mereka tak bisa membuat terobosan dan inovasi baru. Dunia bisa kembali ke zaman batu jika generasi muda tak diberi kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri sesuai dengan eranya.
Orang tua saya sudah lebih 'kekinian' sekarang. Mereka menikmati hasil 'kebebasan' dari anak-anaknya. Kapanpun mereka minta liburan (pergi ke kota ato negara lain), saya ato adik saya bisa menyertai mereka. Saya punya waktu tanpa batas untuk keluarga karena pekerjaan saya sekarang (jalan hidup yang pernah mereka 'halang-halangi' dulu). Bersyukur, saya bisa melepaskan diri dari bayang-bayang orang tua saya. Saya bukan pemberontak. Saya hanya punya jalan yang berbeda dengan yang orang tua saya tahu.
So, If you are the Millennial or Generation Z, just be you and fight for your dreams, but don't forget to respect the older (especially your parents). Para muda pasti jengkel jika dipaksa 'memakai baju' selera orang tua yang gak up to date dengan style jaman now. Saya pernah merasakan ada di posisi itu. But now, I'm free. Memang perlu berjuang keras untuk menjadi diri sendiri...but it worth to fight.
Jika anda berasal dari Generasi X ato generasi yang diatasnya lagi, pliss...hargai juga perbedaan prinsip dan pandangan dengan kaum muda. Yang muda-muda memang kalah di umur. Tapi pengalaman belum tentu kalah. Karena pada dasarnya Generasi Y, Z dan seterusnya adalah makhluk yang cepat belajar dan berani mengambil resiko. Jadi pengalamannya bisa cepat melesat, melebihi generasi-generasi sebelumnya.
Berkunjung ke suatu tempat, kurang lengkap rasanya jika tidak membeli oleh-oleh/buah tangan untuk dibawa pulang.
Nah, jika kamu ke Bali...kamu harus catat tempat-tempat berikut ini karena disini kamu bisa mendapatkan barang-barang khas Bali yang unik dan istimewa dengan harga miring.
Piye perasaanmu lek mendadak terdampar di sebuah kota asing, diluar rencanamu, di negara antah berantah, yang bahasanya tak kau mengerti...?
Ya begitulah, myumyet plus deg-degan pastine hahaha.
Waktu saya solo backpacking ke Vietnam lalu, saya 'terpaksa' nyasar di kota ini, Dalat!
Kota ini gak masuk dalam trip plan saya. Awalnya saya cuma mau explore Mui Ne trus transit ke Dalat bentar, setelah itu terbang ke Hanoi.
Tiket bus dari Mui Ne ke Dalat sudah saya pesen, day tour ke Mui Ne sudah saya book, tiket pesawat dari Dalat ke Hanoi juga sudah saya bayar...eh mendadak kersane Gusti Allah, beberapa hari sebelum saya memulai perjalanan ke 4 negara mencari kitab suci...eh, mencari pangeran ganteng #Ea...mendadak penerbangan saya dari Dalat ke Hanoi di reschedule!
Hedeh, udah kepalang tanggung cyin, saya sudah gak bisa ngrubah trip plan saya lagi...jadinya, nikmati saja...
Saat di Ho Chi Minh City, saya berdiskusi lama dengan pihak The Sinh Tourist, tempat saya pesen bus dan tour selama di Vietnam. Puji Tuhan, mereka bisa handle semua 'kekacauan' yang disebabkan reschedule jadwal penerbangan ini dengan baik.
Emang saya harus berkorban dikit. Waktu saya explore Mui Ne jadi singkat. Cuma sempet berkunjung ke White Sand Dunes doang. Trus kudu naik bus ke Dalat jam 7 pagi. The Sinh Tourist ngusahain saya ikut keangkut bus, padahal bus-nya udah full tuh. Puji Tuhan, mereka bisa nyediain satu kursi tambahan agar saya gak telat sampai Dalat. Soalnya jadwal penerbangan saya yang seharusnya malam hari, diganti sore hari.
Lah, karena saya gak merencanakan tour di Dalat...akhirnya saya jadi anak ilang disini hahaha. Muter kesana, muter kesini...poto-poto dewe...ngabisin waktu pokoknya. Yg seru lagi saat nyari bus dari pusat kota Dalat ke Bandara Dalat...alamak, itu kudu nyomong-nyomong ngomongnya coz yang diajak ngobrol gak mudeng bahasa Inggris! #Uhuk
Btw, Dalat cukup indah kok. Kotanya termasuk modern. Banyak bangunan yang menurut saya justru kiblat ke Eropa daripada Asia. Ada danau ditengah kota yang dikelilingi taman bunga. And wow, ada sakura juga disana! Waktu saya disana, sakuranya baru kuncup-kuncup. Seru juga kalo ngebayangin pas sakuranya mekrok hehehe. Gak perlu ke Jepang deh buat lihat sakura. Vietnam juga ada...
Nah, puji Tuhannya lagi...saat saya mendarat di Hanoi...wow, suhunya nge-drop mbok. Di Dalat suhu udara normal kayak negara-negara Asia lainnya, sekitar 25-30 C. Lha kok di Hanoi suhunya 10 C. Sigh, saya keluar dari pesawat langsung membeku *_*.
Saya bersyukur jadwal penerbangan saya di reschedule pada akhirnya. Bayangkan jika jadwal penerbangan saya gak di reschedule...saya mungkin lebih menderita lagi saat di Bandara Hanoi. Karena menurut jadwal, saya tiba di Hanoi jam 1 pagi dan saya rencana tidur di bandara.
Oh God, terima kasih buat pemeliharaanMu!
Setiba saya di Hanoi, saya ganti outfit (pake jaket, kupluk, plus syal) trus langsung naik bus ke penginapan saya. Untungnya di penginapan, ada satu kamar kosong buat saya nginep malam itu. Jadi saya terselamatkan dari hawa dingin yang bukan konsumsi wong Indonesia dari Ponorogo ini...
Ah, selalu ada cerita seru di setiap perjalanan...See you again Dalat!
Pasar Klewer Baru yang diresmikan tahun 2017 ini penampakannya mirip mall sekarang. Ada eskalatornya, besar, bersih dan nyaman.
Oh ya, sudah ada Batik Trans Solo yang lewat depan Pasar Klewer juga. Transportasi umum yang nyaman untuk berkeliling Solo. Plus di sekitar pasar banyak bertebaran pedagang kaki lima yang menjajakan aneka kuliner khas Solo yang enak2.
Hati2 kalap ya sist! Sediakan duit yang banyak kalo ngluyur kesini. Kualitas batiknya OK OK. Ada yang jual aneka jeans, jaket dan kaos non batik juga disini. Komplit dah pokoknya!
Waktu saya ke Bali beberapa waktu lalu, saya diajak makan malam disini. Hueeee, suasananya romantis abis bo'. Makan malamnya di set di tepi pantai, disuguhi tampilan tari Bali plus diujung sana pemandangan dari bandara...bisa ngliat naik turunnya pesawat gitu.
Harga makanannya gak terlalu mahal juga sih menurut saya. Per orang ada yang sekitaran 70k. Menunya kebanyakan seafood dan rasanya endes gulendes 😁. Pokoknya mesti coba ye...lebih romantis lagi kalo bawa pasangan #Eaa
Bayon Temple ini ada di kawasan Angkor Wat bagian tengah. Jarak dari Angkor Wat (The Mother of Temples) ke Bayon Temple sejauh 2 km.
Bayon Temple sendiri dijuluki The 'Faces' Temple. Banyak stupa/patung disana yang mempunyai 4 wajah. Nah, pintu gerbangnya dijaga 2 deretan patung-patung yang melambangkan kebaikan (wajahnya dibuat tersenyum dan bagus dilihat) dan kejahatan (wajahnya dibuat dengan mata melotot dan menyeramkan).
Ini adalah temple kedua yang saya kunjungi saat ke Angkor Wat. Komplek Angkor Wat itu luassss banget! Sehari berkeliling gak cukup. Perlu semingguan. Nah, berhubung saya pergi sendirian...saya cuma sempat explore selama sehari aja kesini. Jadi marathon deh.
Saya sewa private guide + private Tuk-tuk plus driver-nya. Jadi saya keliling Angkor Wat dikawal 2 pria hahaha
*Koyo wong sugih...Tapi lek gak ngono gak bakal ngerti opo kuwi Angkor Wat. Sumpah, Angkor Wat itu jauh lebih luas daripada Borobudur. Temple-temple-nya juga terpisah-pisah, ada yang masuk ke hutan dulu...jadi mesti bawa kendaraan pribadi untuk explore seluruh kawasan Angkor Wat. Ada persewaan sepeda onthel juga untuk keliling Angkor Wat, tapi kalo gw ogah :D. Gak kuat ngonthel sejauh itu mbok. Belum lagi naik turunnya temple. Damn, udah kayak naik gunung pokoknya. Nguras tenaga cyin...
Salah satu bangunan unik yang kudu disambangi kalo ke Phnom Penh.
Yes, bentuk bangunan National Museum of Cambodia ini serba merah. Ornamen ukir-ukirannya epic pula...khas Cambodia bingit.
Sebenarnya disini biasa digelar tari-tarian tradisional Cambodia, tapi sayangnya waktu saya disini terbatas. Jadi cuma sempet muterin bangunannya aja. Gak sempet lihat pertunjukan tari-tarian tradisional Cambodia.
Oh ya, bangunan ini deket sama Royal Palace. So sebelum muter ke Royal Palace, mampirlah kesini, so nice...
Waktu saya ke National Museum of Cambodia ini, saya ketemu banyak anak-anak sekolah yang sedang berkunjung ke museum (mungkin semacam study tour kalo di Indonesia).
Nah, saya sempet bikin wefie dan video sama mereka. Tapi kendala bahasa ya...rupanya mereka gak mudeng dengan apa yang saya minta. Saya minta mereka ngucapin sesuatu dalam bahasa Cambodia, eh mereka serentak ngomongnnya, "Annyeong haseyo..."
Salah satu tujuan para turis ke Hanoi, biasanya untuk pergi ke Halong Bay. Ya, Halong Bay merupakan salah satu tempat paling terkenal di Vietnam yang menyedot banyak turis dari berbagai negara setiap tahunnya.
Nah, buat kamu yang sedang berencana untuk pergi ke Hanoi dalam waktu dekat, tak ada salahnya jika kamu mengambil trip lain selain Halong Bay yang juga menyajikan pemandangan alam Vietnam yang luar biasa indah.
Mata uang Rupiah kita cukup perkasa di Vietnam. Jadi tak perlu risau untuk berpetualang di negeri ini. Kamu bisa menikmati liburan ala koper disini hahaha.
Saat saya ke Hanoi beberapa waktu lalu, saya sempat mengambil paket 1 day tour ke Hoa Lu & Tam Coc melalui The Sinh Tourist. Hati-hati, The Sinh Tourist banyak yang memalsukannya, jadi pastikan kamu benar-benar terhubung kepada The Sinh Tourist yang asli agar kamu tidak kena scam.
Paket tour ke Hoa Lu & Tam Coc (no bicycle) biayanya sebesar 629,000 VND (saya book paket tour melalui website The Sinh Tourist dan bayar pakai kartu debit dari Indonesia). Kamu akan dijemput pagi-pagi sekali dari tempat penginapanmu di sekitar Hanoi (atau kamu bisa ke kantor The Sinh Tourist di Hanoi) pada pukul 07:45 dan akan diantar kembali ke tempat penginapanmu setelah tour selesai (biasanya tour selesai pukul 17:00). Tour ini sudah mencakup makan siang prasmanan di restoran, guide lokal dan sewa perahu untuk berkeliling Tam Coc river, jadi cukup praktis menurut saya.
Jarak Hanoi ke Hoa Lu & Tam Coc sekitar 2 jam perjalanan menggunakan mini van. Sepanjang penglihatan saya, hampir semua pengunjung yang ke lokasi ini menggunakan mini van dan terorganisir dalam tour agent (pergi berkelompok). Oh ya, ada juga yang datang kesini pakai Harley Davidson ding... (kumpulan anak touring kayaknya 😀).
Sekarang saya akan bercerita mengenai kedua tempat wisata ini...
1. Hoa Lu
Hoa Lu adalah ibu kota tua dari Vietnam. Disini kamu bisa belajar sejarah dan kebudayaan Vietnam. Ada beberapa temple dan shrine di komplek ini. Bangunan-bangunan kunonya terawat baik dan bersih. Pemandangan disekitarnya juga menakjubkan. Komplek ini dikelilingi bukit-bukit dan sawah-sawah yang indah.
2. Tam Coc
Selesai makan siang, guide akan membawamu ke Tam Coc. Tam Coc adalah sebuah sungai yang mempunyai 3 goa. Untuk menyusuri sungai, kamu harus menggunakan perahu kecil dari aluminium. Sungainya tak dalam dan airnya lumayan jernih. Saat saya kesini, Hanoi masuk musim winter. Suhunya sekitar 10 C dan sedikit berangin. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kan? Hohoho, saya cukup menggigil di sepanjang perjalanan meski sudah pakai long john, baju, jaket dan penutup kepala. Untungnya pemandangan di Tam Coc benar-benar indah, jadi saya cukup terhibur dan rela 'membeku' selama 1 jam hahaha.
Hal-hal yang harus diperhatikan selama tour:
1. Pihak The Sinh Tourist membekali peserta tour dengan 1 botol air mineral. Jika kamu ingin menambah minuman lain, kamu harus bayar sendiri.
2. Memberi tip/uang jasa adalah hal yang biasa di Vietnam. Meskipun di paket tour sudah termasuk biaya sewa perahu & life jacket, pengebok perahu biasanya minta tip kepada turis-turis yang dibawanya. Beri saja 1 USD untuknya, daripada perahumu dibalik ditengah jalan hahaha.
3. Jika kamu memilih tour yang include bicycle, kamu akan dibawa bersepeda berkeliling desa Tam Coc selama 30 menit. Jika kamu memilih untuk tidak menyewa sepeda, kamu bisa berjalan kaki saja keliling desa sambil menunggu teman sekelompokmu selesai bersepeda. Desa Tam Coc sendiri sudah cukup modern. Ada banyak bangunan beton disana, namun masih banyak sawah juga. Nah menariknya, disini kamu bisa melihat area persawahan diantara bukit-bukit. Indah sekali pokoknya. Biasanya sawah-sawah disini ditanami padi. Tapi saat saya kesana, belum waktunya tanam padi. Padi baru disemaikan di tempat khusus (diselubungi plastik) karena cuaca dan suhu udara masih terlalu dingin. Jika kamu kesini pada waktu yang tepat...saat padi sudah ditanam di sawah dan saat langit biru (saat saya kesana, langitnya mendung melulu), wah pasti makin sugoi deh...
Krabi merupakan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi di Thailand. Disini kamu bisa menikmati pantai, berkeliling pulau-pulau, snorkeling, city tour dan juga berwisata kuliner.
Saya memilih untuk menginap di Krabi Town saat saya berkunjung ke Krabi, Thailand. Harga penginapan dan makanan di Krabi Town lebih terjangkau daripada di Aonang.
Saya menemukan PN Boutique House di Agoda. Saya menginap di hotel ini selama 2 hari dan cukup puas dengan pelayanannya. Hotel ini menawarkan private room dan dormitory dengan harga terjangkau. Saya memilih dormitory karena solo backpacker.
Dormitory room ada di level 6/rooftop hotel. Dari sini kamu bisa melihat Krabi Town dari atas, cantik sekali...apalagi saat malam hari tiba. Fasilitas yang didapatpun sangat lengkap: satu tempat tidur (satu ruangan punya sekitar 20 tempat tidur), AC, locker untuk menyimpan barang-barang berharga (seperti HP, kamera, dompet etc), selimut, handuk, share bathroom (ada shampoo & sabun cair) & share WC (ada tisu keringnya)...air di kamar mandinya bisa panas & dingin pula!
Di depan ruangan dormitory juga disediakan tempat duduk bersama, TV & water heater. Jika kamu memesan ruangan beserta sarapan pagi, mereka akan merujuk kamu untuk ke Bo Bar Restaurant untuk mendapatkan menu breakfast. Letak Bo Bar Restaurant hanya beberapa langkah dari PN Boutique House. Menu breakfast-nya lumayan lezat: roti tawar dengan margarine dan selai, sosis goreng, telur mata sapi setengan matang, air lemon & kopi/teh.
Oh ya, di hotel ini kamu juga bisa memesan paket-paket day tour seperti 4 Islands Tour, Phi Phi Island Tour, etc. Kamu akan dijemput dan diantar kembali ke hotel jika kamu memesan paket tour dari mereka. Praktis bukan?
Hotel ini letaknya tak jauh dari Mud Crabs Sculptures dan Krabi Riverside. Jika kamu perlu makanan halal, kamu bisa pergi ke Luangpho Road yang bisa dicapai dengan berjalan kaki dari PN Boutique House.
Anyway, bulan lalu saya bersyukur sekali bisa nginjakin kaki di Ta Prohm ini. Temple ini masih ada di kawasan Angkor Wat, termasuk temple yang terkenal di dunia karena mbakyu saya si Angelina Jolie pernah syuting disini 😝.
Temple ini memang cantik!
Amboi, dari pintu masuk sampai pintu keluar saya cuma bisa ngowoh sengowoh-ngowohnya...soalnya baru kali ini ngliat temple yang tetap berdiri diantara himpitan akar-akar pohon yang luar biasa gede!
Sumpah, eksotis abis...
Kalo niat ke Angkor Wat, saya sarankan untuk sewa Tuk-tuk + Tour Guide. Saya traveling ke Siem Reap sendirian dan sewa day tour private ke Angkor Wat 😀. Rasanya gak nyesel...soalnya kawasan Angkor Wat itu luasnya amit-amit. Muter seharian gak kelar cyin.
Siapin stamina yang OK juga, karena kamu bakalan naik turun temple-temple yang jaraknya jauh-jauh. Lumayan menguras tenaga. Yang saya upload duluan si Ta Prohm, temple-temple lainnya menyusul di YouTube saya...Please subscribe ya 😊.
This is one of beautiful spots in George Town. Don't forget to visit this temple when you travel to Penang, Malaysia.
Han Jiang Ancestral Temple is the only Teochew-style temple in Georgetown. Awarded the UNESCO Asia-Pacific Heritage Award for Culture Heritage Conservation in 2006, it is run by the Penang Teochew Association. The temple is dedicated to the Taoist God of the North, a Teochew patron deity.
The temple serves as the heart of Teochew culture in Penang. Recently, a project, funded by the local Teochew community, was undertaken to restore the Han Jiang Ancestral Temple. Traditional craftsmen imported from China carried out the brunt of the restoration works.
In 1885, due to the rising number of Teochew immigrants from China to Penang, the Teochew Kongsi was formed when six immigrants banded together and bought a house at Lebuh Beach.
In 1869, it moved to its present site at Lebuh Chulia and became the precursor to the Teochew Kongsi; in 1935 its name was changed to the Han Jiang Ancestral Temple.
Originally the Han Jiang Ancestral Temple was built in the si dian jing-style (four point gold): gables of the roofs forming a square around a small central courtyard. In 1890, when the Teochew community was thriving, funds were allocated for a more elaborate Chinese-style gate building.
The inner temple is reached through three doors (a typical Teochew design); the colourful and elaborate Yu Gate on the roof, an archway with a dragon statue, is just one of the many intricate sculptures in the temple.
Though the exterior façade of Han Jiang Ancestral Temple is plain, the interior is ornately decorated: check out the detailed outline of the temple's restoration on the main walls inside the temple.
Following Confucian tradition, the inner temple of Han Jiang Ancestral Temple houses ancestral tablets of deceased Teochews. The beautiful Hall of Respect and the elaborate Fraternity signboard are just a few attractions within this temple that merit closer inspection.
In addition to its efforts in physically revitalising Teochew architecture through the restoration of Han Jiang Ancestral Temple, the Penang Teochew Association has been working side-by-side with Han Jiang Ancestral Temple to conserve Teochew heritage, namely by reviving Teochew opera, food and cultural activities.
Love Lane is one of the most famous districts in George Town, Penang, Malaysia.
There is a night market in front of Love Lane. You can find so many delicious foods there. I just tried Fried Keow Teow + Egg and that was super yummy. A must try food!
Tup Island is a small beautiful island in Krabi, Thailand. This is the second destination of 4 Islands Tour. The visitors can do sunbathing or swimming on the beach.
Thailand mempunyai banyak jenis pasar tradisional yang menarik untuk dieksplore, salah satunya jenis pasar apung seperti Damnoen Saduak Floating Market ini. Ada banyak pasar apung di Thailand dan saya memilih Damnoen Saduak yang letaknya tak jauh dari Bangkok.
Dari Sai Tai Mai Bus Terminal (Bangkok) ke Damnoen Saduak Floating Market ini bisa ditempuh sekitar 1 jam dengan menggunakan mini van. Tapi berhati-hatilah karena daerah ini rawan scam!
Setibanya saya di Sai Tai Mai Bus Terminal, saya sempat diuntit oleh seorang embak-embak berbaju merah yang menawarkan paket wisata ke Floating Market. Saya dibuatnya tak nyaman karena ia sedikit memaksa saya untuk ikut dengannya. Setelah saya lepas darinya, saya mendatangi salah satu stan yang menjual tiket mini van ke berbagai destinasi antimainstream disekitar Bangkok seperti Damnoen Saduak Floating Market ini dan Maeklong Market. Bertanyalah kepada petugas terminal yang berseragam agar kamu tidak salah memilih stan, karena harganya bisa jauh berbeda!
Stan yang menjual tiket mini van ada dibawah flyover, berjejer dengan stan-stan lain. Letaknya sebelum pintu masuk terminal. Sekali lagi, cari petugas terminal berseragam untuk bertanya agar tidak tersesat dan kena scam ya. Sesampainya di stan penjual tiket mini van, jangan lupa bertanya juga mengenai harganya. Jika harganya tidak rasional, segera tinggalkan stan itu dan cari lagi stan yang lain.
Berikut ini beberapa daftar harga mini van ke Floating Market:
- Dari Sai Tai Mai ke Damnoen Saduak Floating Market = 80 Baht
- Dari Sai Tai Mai ke Maeklong Railway Market = 70 Baht
- Dari Damnoen Saduak Floating Market ke Maeklong Railway Market = 20 Baht
Di perjalanan kali ini, saya mengunjungi Damnoen Saduak Floating Market dan Maeklong Railway Market dalam satu hari karena letaknya berdekatan. Tapi kisahnya tidak semudah yang saya bayangkan sebelumnya hahaha. Asli deh, karena tempat-tempat yang saya tuju ini rupanya menjadi sasaran empuk bagi para scammer!
Mini van yang digunakan biasanya berwarna silver dengan nomor 996 (ingat-ingat ya), full AC dan seat-nya lumayan nyaman. Kalo tidak salah ingat, mini van akan berangkat setiap 30 menit sekali. Jadi jangan takut ketinggalan ato kehabisan tiket. Saya barengan 3 bule kulit putih dari Sai Tai Mai ke Damnoen Saduak Floating Market.
Sesampainya di Damnoen Saduak Floating Market, pengunjung harus membayar tiket masuk dan kapal untuk membawanya keliling floating market. Nah, disinilah saya kena scam ihik ihik. Ternyata banyak embak-embak berbaju merah (seragam kayaknya) seperti yang saya lihat di sekitar stan penjual tiket mini van di Sai Tai Mai Bus Terminal disini. Mbak-mbak berbaju merah itu begitu agresif menanyai setiap pengunjung yang baru turun dari mini van untuk membeli tiket masuk ke floating market lewat mereka.
Karena saya barengan 3 bule kulit putih, akhirnya saya harus bayar 100 Baht huhuhu. Kalo baca-baca di internet, tiket masuk dan kapal untuk ke Damnoen Saduak Floating Market cuma sekitar 50-70 Baht (bah, siwalan dueh!). 3 bule kulit putih yang ternyata dari Argentina itu marah-marah aja bawaannya karena kena scam. Tapi yah akhirnya kita berempat naik satu kapal untuk keliling pasar juga.
Meskipun kesel karena saya harus bayar 100 Baht untuk masuk ke pasar ini, akhirnya saya terhibur juga begitu melihat keadaan seluruh pasar. Pasarnya memang benar-benar unik dan khas sekali. Mungkin ini juga satu-satunya di dunia dan hanya ada di Thailand.
Pasar apung di Thailand menggunakan kanal-kanal khusus, tidak sama dengan pasar apung di Indonesia yang memanfaatkan sungai. Pasar apung ini pasti didesain khusus oleh arsitek dan ada petanya karena terlihat sangat rapi dan terorganisir. Di Damnoen Saduak Floating Market, pengunjung dibawa berkeliling pasar selama sekitar 1 jam. Lapak para penjual disini menggunakan rumah-rumah panggung, tapi ada pula yang berjualan menggunakan perahu dayung.
Barang-barang yang dijual di pasar cukup beragam, mulai dari baju, kaos, pernah-pernik khas Thailand, buah-buahan segar, makanan (nasi/snack), minuman, lukisan, patung, etc. Wow, saya cukup terkesima dengan pasar apung ini. Rela deh bayar 100 Baht cuma buat sejam berkeliling pasar hahaha!
Selesai berkeliling pasar apung, kapal kembali ke dermaga semula. Nah, sesuai rencana...saya ingin melanjutkan perjalanan dari Damnoen Saduak Floating Market ke Maeklong Railway Market. Sama embak-embak berbaju merah (lagi), saya disuruh ke Coffee Shop untuk membeli tiket mini van menuju ke Maeklong. 3 bule Argentina itu juga ingin ke Maeklong seperti saya. Tapi betapa kagetnya saya ketika saya masuk ke Coffe Shop dan bertanya berapa harga tiket mini van ke Maeklong. Staff di Coffee Shop menjawab, 100 Baht! Damn!!
Staff penjual tiket mini van di Sai Tai Mai Bus Terminal bilang kalo harga tiket mini van dari Damnoen Saduak ke Maeklong cuma 20 Baht! Sigh, sayapun ngeloyor pergi...3 bule Argentina itu juga pergi dan mereka memutuskan untuk kembali ke Bangkok karena gak suka dengan scam di daerah ini.
Keinginan kuat saya untuk ke Maeklong Railway Market akhirnya membuat saya nekad. Saya berjalan agak menjauh dari para embak-embak berbaju merah dan Coffee Shop kemudian bertanya ke tukang parkir. Si tukang parkir menjawab kalo ingin ke Maeklong harus beli tiket ke Coffee Shop ato jalan ke pangkalan mini van sejauh 4 km!
Huh, saya kembali menggerakkan kaki-kaki saya keluar area Damnoen Saduak Floating Market kearah yang ditunjuk oleh si tukang parkir. Hopeless rasanya, tapi saya sangat-sangat kepengen ke Maeklong hiks.
Beberapa langkah dari si tukang parkir, saya menemukan sebuah warung makan. Disitu saya berhenti lagi untuk bertanya ke penjual warung. Penjual warung memberikan saya arah jalan dan katanya jaraknya dari tempat saya berdiri kesana (pangkalan mini van) cuma sekitar 2 km. Well, cuma beberapa langkah dari si tukang parkir dan jarak yang harus saya tempuh menyusut 2 km. Keren bukan? Semangat saya kembali membara seketika untuk menemukan tempat pangkalan mini van setelah mendengar 'kabar baik' darinya hahaha!
Saya beberapa kali bertanya di jalan menuju pangkalan mini van, melewati jembatan (sebenernya agak takut juga karena sepanajng jalan yang saya lewati lumayan sepi dan asing buat saya) dan tada...akhirnya saya sampai ke pangkalan mini van dengan selamat dan sentosa!
Setibanya saya di pangkalan mini van, segera saya menuju ke sebuah agen tempat penjualan tiket mini van dan benar saja...disana harga tiket ke Maeklong Railway Market cuma 20 Baht! Uhui, yeahhhhh...seneng deh gak kena scam hihihi.
Di sebelah parkir mini van juga ada bus besar tujuan Bangkok - Damnoen. Well, mungkin untuk mencapai Damnoen Saduak Floating Market juga bisa ditempuh dengan bus ini. Harganya juga pasti jauh lebih murah (tiket bus di Bangkok sekitar 10 Baht sekali jalan).
Setelah menanti sekitar 20 menitan, akhirnya mini van saya berangkat. Dan kau tahu kemana si mini van bergerak? Yes, kembali ke Damnoen Saduak Floating Market dulu menjemput para penumpang lainnya wkwkwk!
Saat saya melihat wajah-wajah para turis yang keluar dari Coffee Shop, saya sedikit kasihan. Hanya perlu berjalan sekitar 2 km dan kau hemat 80 Baht! Hahaha yes yes yes! Kayaknya mereka kena scam 100 Baht ato lebih untuk naik mini van dari Damnoen Saduak Floating Market ke destinasi yang mereka mau (entah itu Maeklong ato Bangkok).
Sopir mini van-nya jenius! Dia memindahkan saya yang tadinya duduk di belakang ke depan, dekat sopir. Dengan begitu saya tidak punya kesempatan berbicara ke pengunjung lain kalo saya cuma bayar 20 Baht buat ke Maeklong hihihi. Okay, saya cuma senyum-senyum saja sepanajng perjalanan menuju ke Maeklong...
Sesampainya di Maeklong Railway Market, tepat waktunya kereta api lewat. Saya turun dari mini van cepat-cepat dan berlari masuk ke pasar untuk melihat atraksi buka tutupnya kanopi para penjual disana. Ahh, untungnya masih terkejar! Bonusnya, saya bisa mengabadikan kedua jenis pemandangan di Maeklong Railway Market baik dari dalam pasar dan dari atas kereta api (sebagai penumpang saat kembali ke Bangkok). Baca kisah lengkapnya disini.
Itulah kisah saya mengeksplore Damnoen Saduak Floating Market. Jangan lupa untuk mengunjungi pasar apung jika kamu berkunjung ke Thailand. Trust me, they are unique and authentic.
Males berwisata mainstream di Bangkok? Yeah, saatnya kamu kunjungi pasar unik yang hanya satu-satunya di dunia ini!
Thailand mempunyai banyak tempat unik dan menarik untuk dikunjungi. Mulai dari temple, pantai sampai pasar tradisional. Nah, kali ini saya akan mengajak kamu untuk berkeliling ke Maeklong Railway Market. Pasar ini sebenarnya mirip dengan pasar-pasar tradisional di Indonesia. Banyak penjual yang menjual aneka bahan kebutuhan pokok sehari-hari disini, seperti ikan, buah dan sayuran segar, etc.
Yang membuat pasar ini istimewa karena ada rel kereta api di dalam pasar! Yes, sebuah rel kereta api membelah pasar menjadi dua dan memberikan atraksi menarik setiap kali ada kereta yang lewat. Saat kereta api hendak lewat, semua penjual akan serta merta melipat kanopi jualannya. Well, inilah yang menjadi daya tarik pasar ini sehingga banyak turis dari manca negara berduyun-duyun ke Maeklong Railway Market *Cuma untuk lihat atraksi buka tutupnya kanopi jualan saat ada kereta api lewat disana hahaha.
Saya beruntung karena bisa mengabadikan momen buka tutupnya kanopi jualan di Maeklong Railway Market dari dua cara.
1. Sebagai penonton dari dalam pasar
2. Sebagai penumpang kereta api
Sarana transportasi untuk mencapai pasar ini cukup mudah. Saya menempuh jalan berbeda saat berangkat dan pulangnya karena saya ingin menikmati suasana pasar dari atas kereta api yang lewat didalam pasar.
1. Transportasi saat berangkat ke Maeklong Railway Market
- Start dari Sai Tai Mai Bus Terminal : mini van (70 Baht)
2. Transportasi saat pulang dari Maeklong Railway Market
- Start dari Maeklong Station : kereta api menuju Ban Leam Station (10 Baht)
- Dari Ban Leam Station harus jalan kaki ke penyeberangan kapal kemudian naik ferry (3 Baht)
- Dari perhentian ferry jalan kaki lagi ke Mahachai Station kemudian naik kereta api ke Wongwian Yai Bangkok (10 Baht)
Saat di atas kereta api, minta izin saja ke petugasnya untuk mengambil/merekam gambar dari gerbong kereta api paling belakang, mereka pasti akan mengizinkannya...
Bagi seseorang yang pernah menjelajah Misool & Wayag (Raja Ampat) - Papua, Indonesia, ketika menjejakkan kakinya ke 4 Islands - Krabi, Thailand, wajar jika pada akhirnya treak, "Hoh, gitu doang?"
Hahaha, iyess itulah kalimat yang keluar dari mulut saya ketika akhirnya saya diberikan kesempatan untuk menginjakkan kaki di tempat yang konon 'mirip' Raja Ampat di Tanah Papua itu. But for me, those places are totally different! Keduanya gak bisa disandingkan, karena memang tidak sama *Ya iyalah...
Saya memilih Krabi (bukan Phuket) karena saya ingin adventure. Ada banyak review yang berseliweran di Google tentang perbandingan Krabi dan Phuket, dan banyak reviewers yang berkata bahwa Krabi is better than Phuket karena kontur karang-karangnya lebih kasar. That's way, I chose to visit Krabi first.
Saya pernah menjelajah Misool & Wayag (Raja Ampat) sebelumnya, jadi bisa dibilang level penglihatan saya tentang landscape sudah tinggi *Halahhh...
Saya booked 4 Islands Tour lewat hotel tempat saya menginap. Biayanya sekitar 650 Baht (include pick up & drop off from/to hotel, lunch, snorkeling mask) + tiket masuk 400 Baht. Saat saya book tour, saya tanya ke resepsionis hotel, "Is it safe to go with long tail boat?". Saya nanya gini bukan sembarangan lho. Soalnya saya alumni shipyard, jadi safety is first #Ea.
Bayangan yang tercetak di otak saya, long tail boat adalah sejenis kapal kayu. Nah, saya pernah naik kapal kayu saat menjelajah Pulau Karimunjawa dulu dan rasanya agak kurang nyaman saat dihantam ombak besar. Saat di Misool & Wayag, sudah tak mungkin lagi menjelajah pakai perahu kayu karena jaraknya yang jauh bo'.
Si resepsionis berkata bahwa long tail boat berkapasitas 20 orang dan aman untuk menjelajah 4 Islands Tour, so I dealt with him. Begitu sampai di Aonang Beach (dermaga long tail boat), saya sempet takjub juga. Hey, kapal kayunya besar rupanya dan beneran diisi 20 penumpang (huee). Sebelum berlayar ke pulau-pulau tujuan, semua penumpang diwajibkan memakai life jacket.
Yang membuat saya takjub lagi, ternyata petualangan ke pulau-pulau di Krabi ini tidak semenegangkan yang saya bayangkan! (yang sudah lebih dulu merasakan Misool & Wayag, Raja Ampat-nya Indonesia). Kenapa begitu? Karena ternyata jarak antar satu pulau ke pulau lainnya cuma sekitar 10-15 menit wkwkwk!
Beda dengan Misool & Wayag, untuk menjelajah dari satu destinasi ke destinasi lainnya perlu waktu 1-3 jam dan itupun pakai speed boat! *Bayangkan mbokkk...
Saat telinga saya mendengar kata-kata si guide yang menunjukkan bahwa long tail boat sudah sampai di destinasi pertama yaitu Phranang Cave Beach, sontak hati saya treak, "Gitu doang?" *Hasyemm hahaha...
Trus lagi ya, dari Phranang Cave Beach ke Tup Island trus lanjut ke Chicken Island (aktivitasnya snorkeling) dan Poda Island juga deket-deket. Rata-rata jarak tempuh antar destinasi sekitaran 15 menit semua! Ya elah, kalo tahu gini mah saya gak perlu nanya ke resepsionis apakah long tail boat aman untuk menjelajah. Ya jelas amanlah...Ombak lautnya juga tergolong landai, tak seperti ombak laut Papua atau laut Jawa cyinn.
Hedeh, sekarang terjawab sudah, kenapa Misool & Wayag (Raja Ampat) - Papua kalah tenar dari Krabi/Phuket, Thailand. Punya kita bukannya lebih jelek buk (menurut saya jauh lebih kece Indoensia punya kok), tapi karena akses transportasi yang terbatas. Di Krabi & Phuket, Thailand bisa ditempuh dengan mudah dengan long tail boat & speedboat. Lha Papua...jangan tanya lagi...kudu sabar terombang-ambing di kapal selama 1-3 jam cuy.
Aktivitas snorkeling di Chicken Island menurut saya juga kurang menantang. Disana ada banyak ikan-ikan yang bisa dilihat dengan mata telanjang dari atas long tail boat. Buat saya, ini lebih mirip Rumah Apung di Pantai Bangsring, Banyuwangi. Tapi kalo terumbu karangnya, nothing...Raja Ampat, Papua jauh diatas Krabi kelasnya untuk tempat snorkeling/diving.
Tapi ada pula beberapa hal yang saya harus akui bahwa Thailand jauh diatas negara kita dalam hal mengelola tempat wisata:
1. Pengelolaan sampah baik
Hampir semua pulau yang saya kunjungi di 4 Islands Tour ini, bersih dari sampah plastik! Padahal jumlah pengunjungnya banyak. Di Indoensia, pantai agak tenar dikit aja langsung sampah plastiknya tak terkendali *Syedihhnya...
2. Tak ada warung kaki lima
Nah ini...beda banget dengan negara kita bung. Di setiap pantai-pantai di Indonesia, pasti bertebaran warung-warung kaki lima yang merusak pemandangan. Di Krabi tak ada warung kaki lima satupun! Yang ada hanyalah long tail boat khusus yang berjualan makanan, bukan warung *Catat itu ya, mereka berjualan pakai boat (portable) bukan warung kaki lima yang menetap.
Semoga ada kepedulian khusus dari pemerintah Indonesia untuk mengelola tempat-tempat wisata yang kita punya agar semakin berkelas dan layak untuk tujuan turis internasional. Kita punya potensi pantai yang lebih baik daripada Thailand, sayang jika dirusak hanya karena sampah plastik dan warung kaki lima yang semrawut.