Oleh : Angelina Kusuma
Akhir-akhir ini banyak iklan kosmetik di televisi yang menarik perhatian saya. Bukan menarik saya untuk membeli produk kosmetiknya, melainkan menarik saya untuk ikut memburu informasi seputar benda-benda yang sering disentuh oleh kaum Hawa ini.
Bukan sebuah rahasia lagi jika setiap wanita selalu ingin tampil cantik, tidak ingin terlihat cepat tua, dan juga selalu memperhatikan penampilannya terutama seputar wajah dan kulit. Iklan-iklan kosmetik yang beredar di tayangan-tayangan televisi pun begitu marak dengan janji-janji yang tidak jauh dari kebutuhan setiap wanita. Produk-produk kosmetik yang ditawarkan umumnya disertai dengan embel-embel bisa memperlambat tanda-tanda penuaan dini, mengencangkan pori-pori kulit, mengurangi flek hitam, dan juga memutihkan kulit.
Kulit putih ? Sebenarnya satu item ini sering membuat isi kepala saya bertanya-tanya sejak dahulu. Pentingkah kulit putih bagi manusia ? Produk-produk kosmetik baik wanita maupun pria saat ini mulai didomplengi oleh iming-iming bisa memutihkan kulit dengan segera. Bahkan ada sebuah iklan kosmetik wanita yang tidak segan-segan memasang janji bisa membuat kulit putih hanya dalam tujuh hari.
Dahulu, saya juga sempat tergiur oleh tayangan iklan-iklan kosmetik yang saya tonton. Pernah juga terobsesi ingin memiliki kulit seputih mutiara, seperti artis-artis atau model-model Indonesia yang sering dipakai oleh pihak pemasaran produk pemutih kulitnya. Tetapi setelah sering mempraktekannya sendiri dan ternyata kulit saya tetap berwarna sawo matang, akhirnya saya menghentikan keinginan dan usaha saya. Ditambah lagi dengan penemuan-penemuan informasi akurat, bahwa ternyata produk pemutih kulit sebenarnya semakin membahayakan kulit kita karena kandungan kimia yang ada didalamnya memaksa melamin untuk merubah strukturnya menjadi lain dari pada struktur yang sebelumnya - struktur melamin yang cocok untuk tubuh kita masing-masing.
Melamin adalah pelindung bagi kulit kita, terutama terhadap sengatan sinar UV (Ultra Violet). Kulit yang banyak mengandung melamin akan lebih kebal terhadap sinar UV dibandingkan mereka yang memiliki melamin lebih sedikit. Adalah sebuah kesalahan besar jika kita ingin merubah tatanan melamin dalam kulit kita hanya karena ingin tampil lebih cantik dan menarik. Berbagai macam penyakit mulai dari iritasi sampai kanker kulit, menjadi ancaman besar jika kita salah menggunakan kosmetik yang tidak sesuai dengan tubuh kita.
Ketika saya menyempatkan diri ke dokter kulit, saya mendapatkan sebuah nasehat yang berharga seputar pemakaian kosmetik. Beliau berkata kepada saya, "Sebenarnya, dalam bentuk apapun yang namanya kosmetik itu tidak terlalu baik bagi kulit manusia. Kosmetik tidak berasal dari bahan alami melainkan campuran dari berbagai bahan kimia. Jadi jika anda ingin memiliki wajah yang segar, kulit yang indah, dan tubuh yang sehat, maka jangan terlalu banyak menggunakan kosmetik. Kosmetik hanya boleh digunakan untuk merawat, melembabkan, dan mencerahkan bagian-bagian tubuh manusia, tetapi tidak untuk menjadikannya cantik atau tampan."
Saya merenung saat mendengar nasehat dari dokter kulit tersebut. Menurut Beliau, keluhan saya yang waktu itu membuat saya melangkahkan kaki ke kliniknya justru disebabkan oleh kosmetik yang saya pakai sebelumnya. Dan benar saja, setelah saya mengurangi pemakaian kosmetik-kosmetik tersebut kemudian menghentikan pemakaiannya sama sekali, keluhan atas timbulnya masalah dikulit wajah saya berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya dan tidak bermunculan lagi sampai sekarang.
Dengan pengalaman dan nasehat yang saya peroleh dari dokter kulit tersebut, akhirnya membuat saya sadar bahwa kosmetik bukanlah sebuah solusi yang tepat untuk membuat seorang wanita menjadi cantik dan menarik. Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini masih banyak wanita yang begitu antusias dengan produk kosmetik terbaru, yang memberikan janji-janji bisa mempercantik diri mereka dengan cepat, membuat kulit putih, dan membuat wanita tampil lebih awet muda, sehingga membuat mereka dengan segera tergiur untuk membeli dan memakai kosmetik-kosmetik tersebut tanpa memikirkan efek samping pada masa jangka panjangnya.
Tidak salah jika tidak putih
Tubuh kita dirancang dengan keunikan masing-masing. Kulit kita putih, sawo matang atau coklat, kuning langsat, atau pun hitam, bukanlah kesalahan bagi si Perancang Agungnya. Semua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penelitian di dunia kedokteran juga menunjukkan bahwa kulit putih justru lebih rentan terhadap kanker dan tidak cocok untuk negara tropis dengan efek sinar UV matahari yang banyak. Jadi, masih bijakkah tindakan para wanita-wanita yang mengorbankan kesehatannya dengan memakai produk-produk pemutih kulit dan tubuh secara membabi buta atau terobsesi untuk memiliki kulit putih apa pun juga caranya demi sebuah kata pujian agar dinilai cantik ?
Wanita cantik bukan hanya karena ia berkulit putih. Yang berkulit sawo matang atau coklat dan yang berkulit hitam pun juga bisa terlihat lebih cantik dari pada mereka yang berkulit putih. Kecantikan yang sejati bersumber dari dalam hati dan pikiran. Apa yang dilihat oleh mata manusia bisa merupakan sebuah kamuflase sesaat. Tetapi apa yang bisa dirasakan dengan hati manusia jauh lebih abadi nilainya.
Jangan pernah tertipu oleh bujukan iklan sehingga kita melupakan point terpenting dalam hidup ini. Wanita cantik dilihat dari seberapa sanggup ia mengubah keadaan yang ada disekelilingnya dari buruk menjadi baik, bukan karena ia cantik secara fisik - wajah. Wanita putih dilihat dari seberapa tulus hatinya untuk memberi warna kepada kehidupan disekelilingnya, bukan karena ia putih secara tubuh luar saja. Wanita menarik dilihat dari semanis apa senyum dan sikapnya untuk seluruh manusia yang ada disekelilingnya, bukan karena ia memakai pernak-pernik yang bisa membuat seluruh mata memalingkan diri dan menikmatinya secara vulgar.
Women, you're beautiful because you're it
No comments:
Post a Comment