Oleh : Angelina Kusuma
Saya sering merasa jengkel karena seseorang yang saya kenal melakukan satu hal yang saya minta dalam waktu yang cukup lama. Rasanya ingin marah-marah jika orang tersebut mengerjakan apa yang saya minta dengan lamban. Bukankah waktu adalah uang. Yang kita butuhkan tentu saja orang-orang yang bisa bekerja cepat dengan hasil yang tentunya memuaskan juga.
Tetapi, apakah sebabnya kita sering mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan lamban ? Pernah berfikir sampai kesini ?
Kebiasaan ! Itulah jawabannya. Sesuatu yang sangat sepele memang. Tetapi kebiasaan itu justru bisa membekas dalam setiap urat saraf kita kemudian memberikan stimulasi gerak refleks untuk melakukan hal yang sama saat kita melakukan suatu aktifitas yang mirip dikemudian harinya.
Hal ini baru saya sadari dengan nyata akhir-akhir ini. Saat saya sering mengantarkan ibu berangkat ke tempat kerjanya di desa sebelah (Mami saya seorang guru SD). Saya sering kesal jika ibu saya mengambil jalan yang berkelok-kelok melewati desa-desa kecil dan bukannya lewat jalan raya yang lebih mudah dilalui. Memang, jalan raya selalu ramai saat menjelang jam kerja dan jam masuk sekolah. Tetapi jaraknya menjadi lebih dekat ke tempat kerja ibu saya daripada berputar melewati jalan-jalan kecil yang masuk ke desa-desa begitu.
Kadang kalau jengkel saya sudah menumpuk, saya suka mengritik tindakan ibu saya itu dengan tegas. Dan, apakah jawabannya ? Beliau berkata dengan enteng, "Ya kan Mami sudah biasa lewat sini. Jadi kalau disuruh lewat jalan raya, rasanya kagok dengan ramainya pengguna jalan disana." Geli rasanya saat saya mendengarkan alasan dari ibu saya tersebut.
Ternyata yang mengalami hal seperti ibu saya tidak hanya Beliau saja. Pegawai di toko saya juga mempunyai kebiasaan kerja lamban yang sama.
Pernah suatu ketika saya menyuruh dia untuk membuka CPU komputer client saya yang trouble. Saya memintanya untuk mengambil RAM dari CPU itu. Lama setelah saya menunggu, ternyata dia kebingungan. Waktu saya bertanya, "Kenapa kamu bingung ? Kan hanya disuruh mengambil RAM ?". Jawabannya adalah, "Biasanya RAM itu kan bentuknya kecil mbak, lha ini RAM-nya yang mana ya ?" Komputer client saya semuanya menggunakan sistem built up. Kebayang bukan bedanya bentuk RAM model built up dengan RAM komputer zaman sekarang ?
Kejadian seperti ini juga sering saya jumpai pada user-user di Netcafe saya. User lama biasanya sudah terbiasa dengan sistem di Netcafe saya. User-user saya yang baru itulah yang terkadang membuat saya geli bercampur kesal. Ada yang bingung mencari dimana letak internet browser didalam komputer ?
Mulanya hal itu juga membuat saya bingung. Masa internet browser harus bertanya dahulu ?Usut punya usut, ternyata masalahnya hanya pada perbedaan penggunaan antara Opera dan IE.
Ada user saya yang sempat protes seperti ini, "Mbak, itu komputernya tidak bisa buat browshing ?". Nah, waktu saya menjelaskan kalau di tempat saya yang paling sering digunakan sebagai internet browser adalah Opera dan bukan IE, baru orang tersebut manggut-manggut sambil bergumam, "Habis, biasanya pakai IE sie mbak". Hmm, bisa membuat anda tersenyum juga bukan ?
Sepertinya kita memang harus berhati-hati dengan kebiasaan yang kita lakukan setiap hari. Jika kebiasaan kita itu adalah kebiasaan yang baik, itu bagus. Tetapi jika kebiasaan yang tercetak justru kebiasaan yang buruk dan bisa menghambat kinerja harian kita bagaimana ? Apakah hal itu layak untuk terus dipertahankan ?
Tidak ada salahnya berkompromi dengan perubahan. Selama perubahan itu selalu mengarah kepada hal yang baik dimasa mendatang.
No comments:
Post a Comment