Oleh : Angelina Kusuma
Anda pernah merasa dalam keadaan seperti ini : ketika anda berharap secara berlebihan kepada seseorang atau sesuatu sehingga hal itu menguasai hampir 50 % lebih dari seluruh perhatian anda setiap waktu ?
Asal kata posesif adalah dari to possess, bahasa Inggris, yang artinya memiliki. Posesif jika kita mempunyai nafsu untuk memiliki secara berlebihan, over dosis sehingga membuat orang yang kita posesif-in terganggu dengan ulah kita - meski terkadang orang tersebut tidak pernah mau jujur berkata telah terganggu dengan ulah kita - atau segala aktifitas kita terpaksa berhenti hanya karena separuh pikiran kita ada disuatu hal secara berlebihan.
Posesif sumbernya adalah cinta. Bisa cinta kepada keluarga - ayah, ibu, anak, saudara, dan sebagainya, benda milik pribadi, pasangan –pacar, tunangan, istri atau suami, negara, pekerjaan, kedudukan, atau juga kepada sahabat. Yang jelas, biasanya posesif akan ditunjukkan sebagai salah satu penunjukan bahwa, "Itu adalah milik saya sendiri".
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan cinta. Juga bukannya kita tidak boleh mempunyai rasa memiliki terhadap seseorang atau sesuatu. Tetapi jika semua perasaan itu mulai membelenggu kondisi batin kita dengan kuat, apakah itu wajar ?
Matius 6:24-25, Engkau tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon. Oleh sebab itu Aku berkata kepadamu, janganlah kuatir akan hidupmu.
Matius 6:33, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Bagaimana kita bisa tulus mengabdi kepada Allah jika dihati kita ada allah-allah lain ?
Bagaimana kita bisa menyebut Dia yang berkuasa atas diri kita jika dihati kita selalu ada kekuatiran yang bercokol ?
Dan bagaimana kita bisa menyembah Allah dengan tenang jika pikiran kita disita oleh orang atau sesuatu milik kita yang lain ?
Akibat posesif itulah yang menimbulkan dosa. Posesif hanya akan menghadirkan allah lain dalam hidup kita dan mendirikan kerajaan lain selain Kerajaan Surga-Nya didalam hati kita.
1. Jangan mengantungkan diri pada apapun juga yang ada di dunia ini selain daripada Allah Yang Hidup.
2. Segala sesuatu yang dibumi ini ada masa dan waktunya. Mengucap syukur senantiasa. Ia tidak akan pernah habis dan tidak pernah usang oleh waktu. Yang tidak pernah akan mengecewakan kita dan tidak perlu dikuatirkan jika Ia datang terlambat atau lupa memberi pertolongan saat kita jatuh. Ia menolong kita tepat pada waktu-Nya.
3. Jaga pikiran selalu positif. Berfikir negatif tidak akan berpengaruh apa pun dalam hidup kita. Hanya menambah beban di hati untuk semakin sedih dan merana. Padahal seumpama kita berfikir positif pun, terkadang keadaan juga tidak akan berubah secepat membalikkan telapak tangan. Jadi lebih memberkati mana, berfikir negatif terus atau merubahnya menjadi positif ?
4. Jaga hati dengan yang namanya cinta. Cinta berlebih adalah akar dari posesif. Gunakan yang namanya cinta dengan bijak, sehingga tidak melebihi dari cinta kita kepada Allah.
5. Prinsip sederhana. Kelimpahan acap kali membuat batu sandungan dalam hidup kita. Kekayaan, pasangan yang mendekati sempurna, karier yang bagus, kedudukan yang tinggi, bisa membuat kita lupa bahwa kita masih berkeliaran dimuka bumi dan bukannya di Surga. Dan terkadang, hal itu justru membuat kita over protektif untuk melindungi semua yang kita miliki tersebut agar tidak lepas. Memandang segala sesuatu dari kacamata kesederhaan dan kecukupan akan membantu kita terlepas dari posesif untuk semua hal yang kita punyai.
6. Akui, bahwa kita terbatas. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa menguasai sesuatu secara mutlak kecuali Allah Sang Pencipta langit dan bumi itu sendiri. Siapakah kita sehingga berkehendak ingin melebihi Dia dalam memiliki ciptaan-Nya di bumi ini ?
7. Berbahagialah. Akhirnya, hanya orang-orang yang selalu bisa menikmati setiap detik yang terjadi dalam hidupnyalah yang akan hidup dengan damai. Orang-orang yang selalu bisa tersenyum dan berkata, "Saya tidak perlu khawatir menjalani hidup ini, karena Allah sudah mencukupi semua kebutuhan saya sebelum saya memintanya". Orang-orang yang tidak pernah menggenggam dengan kuat segala sesuatu didalam tangannya, tetapi yang selalu bisa tertawa meski harus merentangkan tangan, menyaksikan satu per satu miliknya yang berhaga terlepas.
Hidup adalah pilihan. Be strong, don't be possesive !
No comments:
Post a Comment