Oleh : Angelina Kusuma
Sebuah reality show di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yang akan ditayangkan setiap Minggu pukul 22.00 WIB, mampu membuat saya untuk sejenak menunda jam tidur kemarin malam. Dalam reality show ini diikuti oleh para peserta yang membuat saya tertarik untuk menontonnya. Pesertanya bukan manusia-manusia biasa, bukan pria atau wanita normal seperti peserta kontes reality show pada umumnya. Ditayangan ini, peserta yang mengikuti acaranya adalah para waria !
Waria-waria dari berbagai latar belakang penyebab ketidak normalan atas status mereka tersebut digembleng ala militer dalam reality show ini. Tujuannya adalah agar mereka bisa kembali ke habitat mereka yang sebenarnya yaitu sebagai pria sejati. Dengan memakai kaos oblong, celana cargo, helm tentara dikepala, dan muka dicemong-cemong oli, perjalanan mereka menuju pria sejatipun dibuka dengan suara tembakan ke udara oleh para pelatih militer, kemudian disusul dengan aktifitas tiarap, berjalan merayap ditanah, sit up, schott jump, dll.
Setiap manusia bisa mempunyai status yang melenceng dari kodratnya. Bukan saja para pria, para wanita yang menjadi terlalu tomboy dari sifat aslinyapun berjumlah banyak. Pergeseran nilai-nilai dan kebudayaan didalam masyarakat menjadi faktor penyebab utama kenapa penyimpangan-peyimpangan dari kodrat asli ini terjadi.
Segala sesuatu yang tidak pada tempatnya selalu tidak membangun bagi dunia sekelilingnya dan harus segera dikembalikan kepada kodrat aslinya sebelum memberikan dampak yang lebih buruk bagi dirinya sendiri dan lingkungan. Saya juga pernah menjadi seorang wanita yang sedikit tomboy. Hampir mirip dengan perjalanan para waria dalam reality show "Be a Man", saya juga harus berjuang untuk mendapatkan inti dari sebuah kata wanita dalam diri saya dan memperbarui gambaran didalamnya. Saya memang tidak perlu terlalu bersusah payah seperti waria-waria yang harus melewati sejumlah gemblengan ala militer dalam reality show tersebut. Tetapi untuk mengembalikan kodrat yang melenceng selalu membutuhkan waktu pembelajaran yang tidak hanya sehari atau dua hari saja.
Ketika kita berbicara mengenai citra diri, semua tidak akan pernah lepas dari satu Pribadi yang bernama Tuhan. Kita lahir sebagai pria dan wanita bukanlah sebuah kebetulan. Pria dan wanita mempunyai keunikan dan peran istimewa masing-masing yang sudah direncanakan oleh-Nya sejak jauh sebelum kita terlahir ke dunia ini. Ia mendandani kita serupa dengan diri-Nya sendiri, dan dari pada-Nyalah citra diri kita terbentuk dengan sempurna.
Kejadian 1:27, Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Hubungan yang baik dengan Tuhan akan membuat citra diri kita selalu dalam keadaan sebagaimana mestinya. Tetapi ketika gambar Bapa kita rusak, penyimpangan-penyimpangan dalam perilaku kitapun akan segera tercetak. Bukan saja pergeseran pria menjadi waria dan wanita menjadi terlalu tomboy, peran-peran yang lain seperti pria sebagai pemimpin dan wanita sebagai penolongpun bisa bergeser dengan mudah.
Istilah yang begitu terkenal akhir-akhir ini adalah mengenai pria sejati dan wanita bijak. Sebenarnya ketika istilah ini muncul pada awalnya saya cukup terheran-heran dengan susunan katanya. Kenapa tidak menggunakan istilah akhiran yang sama yaitu pria sejati dan wanita sejati atau pria bijak dan wanita bijak saja ? Apakah gambaran wanita sejati itu memang tidak sepenting pria sejati dan pria bijak itu juga tidak terlalu diperlukan seperti wanita bijak ?
Jawaban yang benar dari pertanyaan saya diatas memang tidak terletak pada seberapa penting sejati atau bijak dari masing-masing artiannya secara harafiah. Pria sejati dan wanita bijak lebih ditujukan kepada peran istimewa yang dimiliki oleh keduanya. Yang dituntut dari seorang pria adalah jiwa kepemimpinannya dan dari seorang wanita adalah sebuah kebijaksanaannya. Karena itulah muncul istilah pria sejati dan wanita bijak.
Tidak berlebihan jika seorang wanita selalu menunggu pria-pria yang bisa memberinya tuntunan dalam segala hal - rohani dan jasmani, bukan hanya bisa memberinya rasa aman, nyaman, serta bisa melindunginya. Karena secara alami, memang seperti itulah peran utama yang harus diberikan oleh pria kepada pasangan dan dunia sekitarnya. Demikian juga tidaklah berlebihan jika para pria selalu mencari seorang wanita yang bisa memposisikan dirinya secara utuh sebagai wanita dan penolong dalam segala aspek hidupnya sehari-hari, bukan hanya cantik secara rupa, kaya secara materi, atau kuat secara fisik. Karena sisi kebijaksanaan wanita memang lebih banyak diperlukan untuk mengisi sisi kekurangan pria yang tidak bisa melihat segala sesuatu secara detail.
If you a man, be a man
If you a woman, be a wise
Each other, you're needed by God
No comments:
Post a Comment