Oleh : Angelina Kusuma
Berjalan dalam sebuah team, pasti ada ga enaknya. Mulai dari serangan musuh dalam selimut, asas praduga tak bersalah, sampek fitnah ga jelas dari pihak luar. Team yang sehat, harus bisa menyelesaikan semua masalah yang mereka hadapi dengan segera, jika ga pengen sasaran yang sudah di depan mata jadi berantakan.
Saat ini gw sedang berjalan dalam sebuah team yang agak kurang sehat. Guncangan-guncangan mulai kami hadapi mulai dari krisis PD sampai lontaran kata-kata miring dari lingkungan luar yang bikin hati keder plus emosi yang terpancing. Gimana enggak ? Jika niat baik kita dipandang sebagai sesuatu hal yang didomplengi pihak lain untuk mencari kepentingannya pribadi, siapa yang tahan untuk meredam emosi terus-terusan ? Rasanya udah panas hati dan juga merah telinga ini untuk mendengar semua ocehan yang ga bener itu.
Ketimpangan dalam team semakin terasa ketika ada salah satu anggota team kami mulai goyah akan ocehan miring yang dia terima. Dia mulai membuat toleransi-toleransi dengan lingkungan yang memberi nada negatif dan juga mulai melencengkan sasaran tembaknya dari target yang sebelumnya.
Musa mengirimkan 12 pengintai untuk mematai-matai Tanah Kanaan sesuai dengan perintah Tuhan. Dari 12 orang itu, 10 orang memberitakan hal yang negatif tentang Tanah Kanaan dan hanya 2 orang yang tetap ber-positive thinking meski mereka tahu bahwa Tanah Kanaan itu menyeramkan bagi bangsa Israel.
Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan." (Bilangan 13:27-29).
Bagaimana kondisi bangsa Israel ketika mendengar berita dari 10 pengintai utusan mereka ? Sama seperti team gw yang saat ini sedang resah dan gelisah dalam menghadapi berita-berita miring yang ditimpakan oleh lingkungan di sekitar kepada kami, pastinya seperti itu jugalah keadaan bangsa Israel saat itu. Janji-janji Allah jadi kabur dan target yang sudah di depan mata seakan menjadi sebuah raksasa menakutkan yang ga mungkin bisa terkalahkan.
Beruntung bangsa Israel mempunyai Kaleb dan Yosua. 2 orang pahlawan yang tetap bersemangat and ga cepet terpengaruh ma lingkungan mereka yang negatif.
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13:30).
Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." (Bilangan 14:6-9).
Manis sekali rasanya mendengar kata-kata Kaleb dan juga Yosua. 'Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka ...', inilah satu kekuatan yang harus kita punyai saat berjalan dalam lembah kelam. Saat kedua belah mata kita tertutup oleh awan kegelisahan, kekuatan pikiran dan iman kita bisa mempengaruhi seberapa lama kita akan berada dalam posisi yang ga enak tersebut.
The dreamer, mungkin itulah julukan yang diberikan oleh bangsa Israel kepada Kaleb dan Yosua saat itu. Udah jelas faktanya di atas kertas kita kalah, tetapi kenapa terus saja bermimpi bisa menang ? Well, pada suatu waktu mimpi juga bisa menjadi sebuah daya pendorong untuk sukses (kalo kita bermimpi di dalam kehendak Tuhan tentunya hehehe).
Jika Kaleb dan Yosua tidak bermimpi, ga mungkin bangsa Israel bisa masuk ke Tanah Kanaan. Jika Kaleb dan Yosua tidak ber-positive thinking, mungkin bangsa Israel akan tetap berputar-putar di padang gurun. Dan jika Kaleb dan Yosua tidak berpegang terus pada janji-janji Tuhan, ga mungkin bangsa Israel bisa mengalahkan musuh-musuhnya yang di atas kertas jauh lebih ber-power daripada mereka.
So, dalam sebuah team juga begitu. Jika dalam satu team ada salah satu anggota yang mulai melenceng, itulah tugas dari anggota team yang lain untuk menariknya kembali ke dalam jejak langkah yang sudah disepakati sebelumnya. Jadilah Kaleb dan Yosua yang terus bermimpi, terus ber-positive thinking dan terus berpegang pada janji-janji Allah (bicara soal komitmen) ... sehingga kita bisa membawa team kita kepada target yang benar seperti yang sudah direncanakan.
Ready to make a change ? Baharui dulu isi pikiran dan juga hatimu ...
No comments:
Post a Comment