Oleh : Angelina Kusuma
Suatu ketika didalam ruang wawancara, seorang pegawai HRD yang bertugas mewawancarai dua orang pelamar pekerjaan, Si A dan Si B, mengajukan pertanyaan yang sama kepada kedua orang tersebut secara terpisah, "Apa kelebihan yang anda punyai sehingga membuat perusahaan ini mengalami untung dengan keberadaan anda disini."
Si A menjawab, "Saya lulus dengan nilai cumlaude dari fakultas saya. Saya menguasai ilmu komputer dan ilmu management dengan baik. Dengan semua kemampuan akademis yang saya miliki, saya pasti bisa memajukan perusahaan ini."
Si B menjawab, "Saya orang yang jujur, dan anda bisa mempercayai saya untuk memegang rahasia perusahaan. Saya orang yang tahan uji, dan anda bisa mempekerjakan saya dibagian yang mempunyai job pressure tinggi. Saya orang yang tekun, dan anda bisa mempercayai saya untuk mempelajari strategi-strategi untuk memajukan produksi diperusahaan ini dan mengembangkannya."
Pertanyaan kedua: "Apakah kelemahan anda yang bisa menghambat ketika anda bekerja diperusahaan ini?"
Si A menjawab, "Saya mudah marah, jenuh, bosan, dan tidak bisa bekerja ditempat yang mempunyai banyak gangguan 'tidak nyaman' dari lingkungan."
Si B menjawab, "Kelemahan saya hanya akan timbul jika saya tidak mempunyai tekad untuk tetap BISA."
Manakah dari kedua orang tersebut yang akan mendapatkan posisi dari pekerjaan di perusahaan tersebut setelah proses pegujian pihak HRD selesai?
Setiap manusia pasti mempunyai kelemahan, mempunyai keterbatasan, dan mempunyai kekurangan. Yang membedakan antara orang yang berhasil dalam hidupnya dan yang kalah adalah cara mereka menyikapi semua tanda minus dalam kehidupan mereka.
Sering kali saya mengalami kenyataan bahwa orang yang disegani oleh orang-orang disekitarnya bukanlah orang yang pada mulanya jenius secara kepandaian akademis. Keberhasilan dalam menguasi teori dan dunia pendidikan hanyalah sepersekian faktor yang membuat orang tersebut berhasil dalam hidupnya. Faktor terbesar dalam diri manusia yang memacunya untuk menjadi orang berhasil dalam hidupnya adalah cara pandang dan pola pikir yang tertata rapi.
Kita harus menata fokus pikiran kita kepada kelebihan-kelebihan kita, mengalahkan ketakutan kita terhadap tanda minus dari diri kita sendiri dan lingkungan, serta selalu berjalan dalam kerangka, "Pasti BISA, jika ..."
If you want to reach a goal, you must 'see the reaching' in your own mind before you actually arrive at your goal - Zig Ziglar
No comments:
Post a Comment