Oleh : Angelina Kusuma
"Saya terbelit masalah perselingkuhan. Saya sudah menjalin hubungan dengan wanita A tetapi backstreet. Kemudian ditengah jalan saya bertemu dengan wanita B dan jatuh cinta juga kepadanya. Saya harus bagaimana sekarang ? Saya tahu kebenaran Firman Tuhan tidak boleh melakukan perselingkuhan. Tetapi, ini sungguh sulit untuk dilepaskan."
"Kenapa saya tidak segera mendapat pasangan hidup yang benar ? Padahal saya sudah berdoa dan berpuasa, sudah berusaha mencari ditempat yang benar, sudah melakukan ini dan itu. Tetapi kenapa saya tetap tidak mendapatkan pasangan yang cocok ? Apa saya memang ditakdirkan untuk menjadi lajang seumur hidup saya ?"
"Saya sudah bekerja keras selama tiga tahun tetapi nasif saya tidak berubah sama sekali. Tetap saja saya menjadi bawahan. Belum sukses. Apakah Tuhan memang tidak adil kepada saya ?"
"Saya sudah berdoa kepada Tuhan untuk masalah saya itu. Tetapi karena saya menunggu jawaban yang tak kunjung datang, maka saya tidak sabar dan berhenti berdoa."
Tentu anda pernah mendengar salah satu atau dua dari petikan kalimat-kalimat yang saya cuplik diatas bukan ? Atau, mungkin saat ini anda justru berdiri dipihak orang-orang yang sedang mengatakan hal-hal tersebut ?
Tidak munafik, dulu saya juga pernah menjadi bagian dari orang-orang yang bisanya merengek dan menodong Tuhan dengan rentetan tuntutan yang harus jadikan-Nya khusus untuk saya. Tidak jarang juga saya lantas ngambek, jika Ia tidak peka dan mengabulkan keinginan-keinginan saya dengan segera.
Kenapa saat kita semakin dewasa, kadang justru bertindak seperti bayi ? Semakin dewasa secara fisik, terkadang polah tingkah kita justru menunjukkan kemunduran daripada saat kita remaja atau bahkan anak-anak ?
Ukuran kedewasaan rohani memang tidak bisa diukur dengan seberapa tua umur kita dan juga seberapa lama kita sudah menjadi orang Kristen. Orang Kristen sejak lahirpun banyak yang tidak mengerti apa maksud Alkitab dibandingkan mereka yang menjadi Kristen karena mualaf.
Kekuwatiran hidup, menjadi sebab utama kenapa manusia menjadi kerdil imannya. Betapa Tuhan tidak tertawa mendengar kalimat-kalimat konyol yang terucap diatas ?
Jika ditelusuri, cara hidup manusialah yang sering membuatnya masuk ke dalam kesulitan. Pikiran manusia yang terlalu berbelit-belit, menjadikannya tiba-tiba berada dalam sebuah padang gurun selama 40 tahun persis seperti bangsa Israel.
Ada seorang teman yang pernah mengatakan hal ini kepada saya, "Life is wonderful if you know how to live." Saat mendengar kalimat itu, saya sedang mengembara di padang gurun dan berputar-putar. Kalimat itu membuat saya bingung. Hingga akhirnya melontarkan kalimat balasan dengan entengnya, "Ah, yang bener adalah life is very very very difficult !”
Tetapi begitu saya berhasil keluar dari padang gurun saya, memang, penyelesaian dari masalah kita itu sebenarnya begitu mudah. Dan terkadang jawabannya sudah ada didepan mata kita jauh sebelum kita menyadarinya. Jika seandainya saya lebih pintar sedikit saat masuk ke padang gurun, pastinya saya tidak perlu mengembara menghabiskan waktu disana sampai kulit saya gosong terbakar matahari. Itulah alasan kenapa teman saya bisa mengatakan bahwa, "Life is wonderful if you know how to live."
Hidup itu mudah. Teramat sangat mudah. Jika kita tahu rahasianya tentunya. Kunci dari kehidupan di dunia ini ada ditangan Si Pencipta hidup itu sendiri. Tetapi terkadang, kita tidak cukup iman untuk melihat kunci itu. Kita tidak cukup kepercayaan bahwa Ia saja sudah cukup untuk menyelesaikan masalah kita sehingga kita sering kali membantu Tuhan dengan tenaga kita yang terbatas.
Kita hebat bukan ? Bisa membantu Allah ? Mungkin itu yang ada dipikiran kita. Kita merasa berhak dan sangat pandai untuk mengatur ini dan itu dalam hidup kita, sehingga itu membuatnya tampak begitu berantakan !
Percayalah, yang bisa menghancurkan hidup kita itu sebenarnya bukan Iblis.
Lho ?
Yang bisa menghancurkan hidup kita adalah diri kita sendiri. Allah tidak mungkin menghancurkan hidup kita, karena Ia begitu mengasihi kita. Iblis, juga tidak punya kuasa apapun untuk menghancurkan hidup kita, karena ketika Yesus naik ke Surga, segala kekuatan yang dipunyai oleh Iblis sudah dilucuti-Nya. Tetapi, kita dengan segala prinsip dan juga kesok pintaran kita, teramat sangat bisa melakukannya.
Kadang, kita dengan bangga menuduh si Iblis dan mengkambing hitamkannya atas segala kehancuran yang terjadi dalam hidup kita. Tetapi apa kita sadar bahwa meskipun Iblis bisa mengubah situasi disekeliling kita sehingga membuat kita terpojok dan terdakwa, kita masih mempunyai kesempatan untuk tidak memilih menghancurkan hidup kita sesuai dengan bujukan Iblis itu dan tetap percaya kepada Tuhan.
Ayub 1:9-11, "Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
Siapa di dunia ini yang pernah mengalami penderitaan seperti yang pernah diderita oleh Ayub ? Ayub pernah kehilangan seluruh harta bendanya (Ayub 1:15-17), kehilangan nyawa anak-anaknya (Ayub 1:19), terkena barah busuk dari telapak tangan sampai ke kepalanya (Ayub 2:7), dikutuki oleh istrinya sendiri (Ayub 2:10), dihina oleh teman-temannya (Ayub 18:2-4).
Ayub mempunyai 1001 alasan untuk murtad dari Tuhan saat itu. Ayub mempunyai 1001 dalih untuk kecewa atas hidupnya. Tetapi Ayub tetap memilih untuk berpegang teguh pada janji-janji yang telah diucapkan Tuhannya. Dan Alkitab mencatat, dalam kesemuanya itu Ayub sama sekali tidak berdosa.
Bisakah kita mempercayakan masa depan kita kepada Allah 100 % seperti Ayub mempercayakan seluruh tubuh dan barang yang dimilikinya kepada Tuhannya ? Tuhan yang Ayub sembah adalah Tuhan yang sama seperti yang kita sembah. Jika Ia bisa melakukan banyak hal kepada Ayub, kenapa Ia yang sama tidak bisa melakukan banyak hal juga kepada kita ? Dan kenapa kita tidak bisa mempercayakan keluarga kita, jodoh kita, pekerjaan kita, kehidupan dan juga doa-doa kita kepada-Nya ?
Tangan-Nya tidak pernah kurang panjang untuk menolong kita dan telinga-Nya tidak pernah kurang peka mendengar teriakan kita meminta tolong - baca merengek-rengek. Ia mampu mendengar semua keluhan dan nada protes kita kepada-Nya, ketidak puasan kita terhadap hidup kita dan juga keputus asaan kita setiap saat tanpa batas.
Yesaya 59:1-2, Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Sederhana
Kita tahu persis bahwa Allah kita tahu apa yang terbaik buat kita. Kebingungan kita terhadap sesuatu hal tidak akan pernah menambah satu centimeter dari hidup kita. Justru semakin kita bingung, kita panik, kita semakin jauh dan tidak bisa melihat dengan jelas apa yang sudah direncanakan-Nya untuk kita. Dan hasilnya, kita bisa saja tersesat di padang gurun seperti bangsa Israel yang kurang iman.
Kita tahu betul bahwa jodoh, uang, kedudukan dan juga ketenaran itu ada di tangan Tuhan. Kebingungan kita akan siapa pasangan kita dimasa depan, tidak akan membuat kita langsung bertemu dengan miss atau mr. charming diesok hari saat terbangun dari tidur bukan ?
Kepanikan kita saat tidak mempunyai uang sama sekali, tidak akan membuat kita tiba-tiba menemukan gunung emas didepan pintu rumah bukan ?
Kekuwatiran kita akan anak-anak dan keluarga kita tidak akan membuat kita tertidur nyenyak ditengah malam buta bukan ?
Keinginan kita untuk menjadi orang terkenal tidak akan membuat kita bisa menaklukkan dunia dengan sekali tepuk tangan bukan ?
Itulah beberapa alasan kenapa begitu banyak orang bodoh di dunia ini yang bisa mengeluh soal hidup. Mereka tidak tahu bagaimana caranya hidup yang benar.
Percayai Dia dalam segala hal
Masa depan kita ada ditangan kita. Tuhan memberi kita kehendak bebas untuk digunakan dengan bijaksana. Iblis tidak mempunyai kuasa untuk menghancurkan kita jika kita tidak menghendaki dan mengizinkannya campur tangan dalam setiap keputusan yang kita buat atas hidup ini. Begitu juga dengan Tuhan, jika kita mempercayai-Nya dan memberi-Nya kendali atas hidup kita 100 %, maka Ia juga akan bertindak untuk membenahi hidup kita, menyelesaikan masalah-masalah kita, dan memikul salib bersama kita.
No comments:
Post a Comment